• Selasa, 14 Oktober 2025

Gubernur Lampung Telusuri Cengkeh Terpapar Radioaktif Cs-137

Selasa, 14 Oktober 2025 - 13.54 WIB
25

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, saat dimintai keterangan di GSG Unila, Selasa (14/10/2025). Foto: Ria/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Satuan Tugas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cesium-137 (Satgas Penanganan Cs-137) mengonfirmasi bahwa produk cengkih terkontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) berasal dari Lampung.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyatakan pihaknya sedang melakukan penelusuran menyeluruh terhadap asal usul produk cengkih tersebut.

"Hari ini Kepala Dinas Perkebunan bersama tim sedang menelusuri. Kami ingin memastikan dari mana saja cengkih yang merupakan produk Provinsi Lampung itu berasal, termasuk yang diekspor," ujar Mirza saat dimintai keterangan, Selasa (14/10/2025).

Gubernur menegaskan, hingga saat ini dirinya belum menerima laporan detail mengenai wilayah atau kabupaten asal cengkih yang disebut-sebut terkontaminasi.

"Saya belum dilaporkan wilayahnya. Nanti setelah hasil penelusuran keluar, kami akan sampaikan secara terbuka," tambahnya.

Baca juga : Pemerintah Temukan Sumber Radioaktif Cs-137 di Perkebunan Lampung

Sebelumnya, Satgas Penanganan Cs-137 melaporkan temuan kandungan radioaktif Cesium-137 pada sampel cengkih yang ditelusuri hingga ke wilayah Lampung.

Zat radioaktif tersebut merupakan isotop buatan yang dapat menimbulkan dampak kesehatan jika terpapar dalam dosis tinggi dan jangka panjang.

Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Cs-137 yang juga Staf Ahli Bidang Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Bara Krishna Hasibuan, mengatakan, pemerintah telah mengirim tim khusus untuk meninjau tiga lokasi pengolahan cengkih di Surabaya, Jawa Timur.

"Dari hasil peninjauan, tempat pengolahan tersebut mengambil cengkih dari dua perkebunan yang berbeda, yakni di Pati, Jawa Tengah, dan Lampung. Kami bisa memberikan konfirmasi bahwa ditemukan kontaminasi di perkebunan di Lampung," ujar Bara. (*)