• Kamis, 16 Oktober 2025

154 Kebakaran Terjadi di Bandar Lampung, Kerugian Capai 4,2 Miliar

Kamis, 16 Oktober 2025 - 14.43 WIB
14

Kepala Bidang Pemadaman Damkarmat Kota Bandar Lampung, Irman Syahputra. Foto: Ist.

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Bandar Lampung mencatat sebanyak 154 kejadian kebakaran telah terjadi di wilayah setempat sejak 1 Januari hingga 14 Oktober 2025.

Peristiwa tersebut menimbulkan kerugian material lebih dari Rp4,2 miliar dan mayoritas disebabkan oleh korsleting listrik serta kelalaian warga dalam penggunaan api.

Kepala Bidang Pemadaman Damkarmat Kota Bandar Lampung, Irman Syahputra, mengatakan bahwa kebakaran paling banyak terjadi di kawasan permukiman padat penduduk yang tersebar di 20 kecamatan.

Pola kejadian ini, menurutnya, menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap potensi bahaya api di lingkungan rumah tangga.

"Sebagian besar insiden terjadi akibat hubungan arus pendek dan penggunaan alat listrik yang tidak sesuai standar. Selain itu, masih banyak warga yang lalai membakar sampah atau memasak tanpa pengawasan,” ujar Irman saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (16/10/2025).

Berdasarkan data bulanan Damkarmat, kasus tertinggi tercatat pada bulan Mei dan Juli dengan masing-masing 20 kejadian, sementara Februari dan September menjadi bulan dengan kasus terendah, yakni 10 kejadian.

"Selebihnya rata-rata 12 hingga 15 kejadian setiap bulan, yang menunjukkan tren kebakaran masih cukup konsisten sepanjang tahun,” jelasnya.

Adapun objek yang paling sering terbakar adalah bangunan penduduk (BP) dengan 68 kasus, disusul lahan (42 kasus), bangunan umum (24 kasus), dan kendaraan (9 kasus).

Selain itu, Damkarmat juga menangani kebakaran skala kecil di tempat usaha (TU) dan fasilitas publik (FP), meski jumlahnya tidak signifikan.

Irman menuturkan, selain fokus pada penanganan, Damkarmat juga memperkuat program pencegahan dan edukasi kebakaran di masyarakat.

Sosialisasi dilakukan melalui kunjungan ke sekolah, kantor kelurahan, hingga pelatihan dasar penanggulangan kebakaran bagi warga dan pelaku usaha.

"Edukasi menjadi langkah utama kami, karena pencegahan jauh lebih efektif daripada penanganan. Kami juga rutin melakukan simulasi evakuasi dan cara penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) di lingkungan padat penduduk,” ungkapnya.

Untuk mempercepat respons, pihaknya kini juga memperkuat posko siaga Damkar di beberapa kecamatan dengan menempatkan armada dan personel dalam kesiagaan penuh 24 jam. Dengan sistem ini, waktu tempuh menuju lokasi kebakaran dapat ditekan seminimal mungkin.

"Kami berharap warga segera menghubungi call center Damkarmat atau melapor ke pos terdekat ketika terjadi kebakaran sekecil apapun. Tindakan cepat dari masyarakat bisa mencegah api membesar dan menekan kerugian,” tutup Irman. (*)