• Rabu, 22 Oktober 2025

Petani Lampung Timur Ubah Singkong Murah Jadi Tepung Mocaf Bernilai Tinggi

Selasa, 21 Oktober 2025 - 16.51 WIB
22

Rektor Itera, Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha, saat meninjau proses produksi mocaf milik warga setempat pada Selasa (21/10/2025). Foto: Ist.

Sri

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Di tengah anjloknya harga singkong yang membuat banyak petani merugi, secercah harapan baru muncul di Desa Mekar Karya, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur.

Melalui pendampingan dan inovasi dari Institut Teknologi Sumatera (Itera), para petani kini mampu mengolah singkong menjadi Modified Cassava Flour (Mocaf), tepung bernilai tinggi yang mulai menembus pasar modern.

Desa Mekar Karya kini resmi menjadi desa binaan Itera sekaligus proyek percontohan pengolahan singkong berbasis usaha rumah tangga.

Rektor Itera, Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha, bersama Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Itera, Dr. Muhammad Fatikul Arif, meninjau langsung proses produksi tepung mocaf milik warga setempat pada Selasa (21/10/2025).

Prof. Nyoman menegaskan, perguruan tinggi tidak hanya berperan mencetak lulusan, tetapi juga wajib menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat.

"Kami ingin masyarakat menjadi mandiri dan inovatif dalam mengelola hasil bumi. Dengan sentuhan teknologi, singkong bisa berubah menjadi produk bernilai tinggi seperti tepung mocaf,” ujarnya.

Dalam kunjungan itu, tim Itera meninjau sejumlah alat produksi seperti mesin pengering singkong, alat fermentasi, hingga teknologi pengemasan yang kini digunakan petani berkat dukungan kampus tersebut. Menurut Prof. Nyoman, penggunaan peralatan modern membuat proses produksi lebih efisien dan higienis.

"Semua proses harus berbasis teknologi agar hasilnya bisa bersaing di pasar nasional,” tambahnya.

Tak hanya fokus pada produksi utama, Itera juga meneliti pemanfaatan limbah singkong agar tidak terbuang percuma. Kulit singkong, misalnya, dapat diolah menjadi cairan pemadam kebakaran, sementara air rendaman singkong bisa dimanfaatkan sebagai prebiotik untuk pakan ternak.

"Kami jadikan program ini sebagai pilot project. Nantinya, hasilnya akan kami sampaikan kepada Gubernur Lampung agar pemerintah turut memperkuat rantai bisnisnya,” tegas Rektor.

Bagi petani seperti Sabto Wibowo, inovasi ini menjadi penyelamat di tengah harga singkong yang kian terpuruk. Ia menyebut, harga singkong di tingkat petani kini hanya sekitar Rp900 per kilogram, dengan potongan pabrik mencapai 45 persen dari total berat.

"Dengan harga seperti itu, kami tidak pernah untung,” keluhnya.

Namun setelah mengikuti pelatihan dari Itera, Sabto mulai memproduksi tepung mocaf secara mandiri bahkan menerima pasokan singkong dari petani lain.

"Hadirnya Itera memberi angin segar bagi kami. Produk mocaf jauh lebih menjanjikan. Kami hanya berharap pemerintah membantu membuka akses pasar yang lebih luas,” ujarnya penuh harap. (*)