• Rabu, 22 Oktober 2025

121 Koperasi Desa Merah Putih di Lampung Sudah Beroperasi, Pemprov Dorong Akses Pembiayaan Himbara

Rabu, 22 Oktober 2025 - 11.28 WIB
22

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, Samsurijal, saat dimintai keterangan, Rabu (22/10/2025). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus mendorong penguatan ekonomi desa melalui pengembangan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di seluruh wilayah Lampung.

Salah satu fokus utama saat ini adalah percepatan aktivasi kegiatan usaha koperasi serta fasilitasi akses pembiayaan yang dapat diajukan melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, Samsurijal, menjelaskan bahwa tantangan utama yang dihadapi Kopdes Merah Putih adalah persoalan pendanaan.

Namun, hal tersebut kini sudah mendapat solusi melalui kebijakan pemerintah yang memberikan peluang bagi koperasi desa untuk mendapatkan pembiayaan dari Himbara dengan plafon hingga Rp3 miliar.

"Pendanaan ini kan sesuai dengan Instruksi Presiden dan beberapa regulasi yang mengatur, di mana Kopdes bisa mendapatkan kredit dari Himbara dengan plafon maksimal Rp3 miliar. Proses pengajuannya dilakukan melalui sistem," ujarnya saat dimintai keterangan, Rabu (22/10/2025).

Menurutnya, saat ini Pemprov Lampung bersama pemerintah kabupaten/kota tengah membantu seluruh Kopdes untuk membangun akun dan memperbarui data di sistem tersebut.

Setelah data terinput, setiap koperasi akan diarahkan untuk menyusun proposal rencana. Bisnis sesuai dengan potensi dan karakter masing-masing desa.

"Setelah proposal bisnis disusun, hasilnya akan dibahas kembali dalam musyawarah desa bersama pengurus Kopdes, Kepala Desa selaku dewan pengawas, dan seluruh anggota. Kepala Desa juga berperan sebagai penjamin dana desa, sebelum pengajuan pinjaman dikirimkan ke Himbara," jelasnya.

Samsurijal menambahkan, dari sekitar 2.651 Kopdes Merah Putih di Lampung sudah ada 121 koperasi yang beroperasi aktif. Dari jumlah tersebut, sebagian telah menjalankan kegiatan usaha produktif dan menjadi percontohan bagi koperasi lain di daerahnya.

"Kemarin kita sudah menetapkan empat koperasi percontohan. Ini menjadi model agar koperasi lain bisa belajar bagaimana mengelola usaha yang sesuai dengan potensi lokal," katanya.

Ia menjelaskan, karakteristik usaha Kopdes Merah Putih sangat bergantung pada potensi masing-masing desa.

Wilayah pesisir misalnya, diarahkan untuk mengembangkan usaha perikanan dan budidaya laut.sementara daerah non-pesisir difokuskan pada sektor pertanian, perdagangan, atau usaha keuangan mikro.

"Kalau di perkotaan ada koperasi yang bergerak di bidang sembako dan didukung oleh Bulog. Jadi semua disesuaikan dengan karakter dan potensi ekonomi setempat," ujarnya.

Lebih lanjut, Samsurijal optimistis keberadaan Kopdes Merah Putih akan menjadi daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi desa.

Dengan pengelolaan usaha yang terarah, koperasi desa diharapkan mampu menyerap tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi masyarakat secara langsung.

"Esensi keberadaan Kopdes Merah Putih memang untuk menukik pertumbuhan ekonomi desa. Kalau seluruh koperasi sudah aktif menjalankan bisnisnya, dampaknya akan langsung terasa di tingkat akar rumput," tegasnya. (*)