• Jumat, 24 Oktober 2025

Merawat Sastra di Era Digital, Lampung Literature Gelar Workshop Videopuisi

Rabu, 22 Oktober 2025 - 16.05 WIB
21

Merawat Sastra di Era Digital, Lampung Literature Gelar Workshop Videopuisi. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dalam upaya memperluas diseminasi karya sastra di tengah derasnya arus digital, komunitas Lampung Literature akan menggelar Workshop Videopuisi atau Videopoetry pada 23–25 Oktober 2025 di Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Penguatan Komunitas Sastra Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia Tahun Anggaran 2025.

Program ini bertujuan memperkenalkan cara baru dalam mengapresiasi dan menciptakan karya sastra melalui media digital.

Mengusung semangat alih wahana sastra, workshop ini menghadirkan pendekatan kreatif untuk mentransformasikan puisi menjadi karya videopuisi, yakni bentuk sastra modern yang menggabungkan unsur teks, visual, dan audio dalam satu kesatuan puitik di layar digital.

Workshop akan berlangsung selama tiga hari dan menghadirkan tiga narasumber berpengalaman, yaitu Ari Pahala Hutabarat (penyair dan sutradara teater), Iswadi Pratama (penyair dan sutradara teater), serta Iin Muthmainnah (aktor dan sineas Lampung).

Peserta akan mendapatkan pembekalan teori tentang interpretasi puisi, teknik komposisi audio dan visual, serta praktik langsung pembuatan videopuisi.

Ketua Lampung Literature sekaligus penanggung jawab kegiatan, Iskandar, menjelaskan bahwa workshop ini merupakan rangkaian terakhir dari Program Penguatan Komunitas Sastra yang digelar sepanjang tahun 2025.

"Sebelumnya kami telah mengadakan diskusi buku sastra di dua kota, yakni Bandar Lampung dan Metro. Pada sesi terakhir ini, fokus kegiatan diarahkan pada pengenalan alih wahana sastra,” ujar Iskandar, Selasa (21/10/2025).

Menurutnya, videopuisi menjadi sarana baru untuk memperkenalkan cara membaca dan menulis puisi dengan melibatkan imajinasi visual serta teknologi digital.

"Melalui videopuisi, kami ingin mengajak peserta memahami bahwa teknologi bisa menjadi bagian dari bahasa sastra itu sendiri,” lanjutnya.

Salah satu narasumber, Ari Pahala Hutabarat, menilai videopuisi sebagai bentuk seni yang membuka ruang tafsir baru terhadap puisi dan realitas.

"Videopuisi memberi dimensi lain bagi puisi. Ia bukan sekadar adaptasi, tetapi intensifikasi sekaligus perluasan makna ketika gambar, musik, dan teks saling menafsir dan bersilaturahmi. Ini cara baru bagi generasi muda untuk berdialog dengan puisi,” jelasnya.

Sementara itu, Iin Muthmainnah menilai videopuisi sebagai ruang temu menarik antara bahasa film dan bahasa puisi.

"Videopuisi bukan sekadar mengadaptasi puisi ke dalam gambar bergerak, tetapi mengolah bahasa sinema agar bisa berbicara lebih puitik. Film biasanya bercerita lewat narasi dan peristiwa, sedangkan puisi bekerja lewat suasana, ritme, dan imaji. Ketika keduanya bertemu, lahir bentuk baru yang sangat personal dan eksperimental,” ungkapnya.

Dari pihak Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, S. Metron menyampaikan bahwa program Penguatan Komunitas Sastra merupakan langkah nyata pemerintah dalam menjembatani karya sastra dengan publik.

"Selama ini diseminasi karya sastra belum sepenuhnya optimal. Melalui program ini, kami ingin menjembatani karya sastra dengan pembacanya. Komunitas seperti Lampung Literature berperan penting sebagai ujung tombak, dengan cara mendiskusikan, mengalihwahanakan, dan menyebarluaskan karya sastra agar tetap hidup dan relevan,” terangnya.

Workshop Videopuisi ini diikuti peserta dari berbagai latar belakang, seperti penyair muda, pelajar, sineas, dan komunitas literasi yang memiliki ketertarikan pada dunia puisi dan media baru.

Setelah sesi workshop berakhir, peserta diberi waktu satu minggu untuk menciptakan karya videopuisi orisinal. Karya tersebut akan dipublikasikan melalui media digital dan akun media sosial resmi Lampung Literature. (*)