• Kamis, 23 Oktober 2025

Tanpa Suntikan Modal dari APBD, PT Wahana Raharja dan PT LJU Diminta Optimalkan Kinerja dan Aset

Rabu, 22 Oktober 2025 - 13.58 WIB
23

Ketua Pansus Raperda Perubahan Status Badan Hukum PT Wahana Raharja, Heni Susilo. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi Lampung, yakni PT Lampung Jaya Utama (LJU) dan PT Wahana Raharja, didorong untuk mengoptimalkan kinerja dan aset agar mampu memberikan kontribusi nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kendati dua BUMD tersebut tidak mendapatkan suntikan modal dari APBD.

Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Perubahan Badan Hukum PT Wahana Raharja, Heni Susilo, mengatakan pihaknya telah beberapa kali menggelar rapat pembahasan bersama pihak terkait, termasuk Biro Ekonomi Pemprov Lampung serta manajemen PT Wahana Raharja.

“Pembahasan baru sampai pada perubahan dasar Perda Wahana Raharja, belum masuk ke substansi utama. Namun nanti akan kita lanjutkan dengan pembahasan terkait penyertaan modal, perubahan perda, dan juga perlu kita pertanyakan mengenai modal sebelumnya,” ujar Heni, saat diwawancarai Rabu (22/10/2025).

Ia menegaskan, ke depan pihaknya akan meminta analisis pengembangan usaha dari Wahana Raharja agar kondisi perusahaan lebih sehat dan mampu memberikan manfaat bagi daerah.

“Kita minta analisis pengembangan usaha agar tidak seperti kondisi sebelumnya. Semua pihak harus terlibat, bukan hanya Biro Hukum dan Biro Ekonomi, supaya Wahana Raharja bisa memberikan kontribusi bagi PAD dan pelayanan publik yang optimal,” lanjutnya.

Selain itu, Pansus juga akan menyoroti transparansi pengelolaan keuangan serta menelusuri penyebab kerugian yang sempat dialami perusahaan.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Lampung, Munir Abdul Haris, menyoroti kinerja PT Lampung Jaya Utama (LJU) yang saat ini dipimpin oleh direktur utama dan jajaran komisaris baru.

Kendati tidak mendapatkan suntikan modal dari APBD, Ia mengatakan publik tengah menantikan pembuktian atas bisnis plan yang telah disusun oleh manajemen baru tersebut. 

“Ini kesempatan emas untuk membuktikan bahwa LJU mampu menjalankan roda bisnis yang menguntungkan dan berkontribusi terhadap PAD. Tantangan ini harus dijawab dengan strategi bisnis yang matang,” kata Munir.

Menurutnya, LJU perlu fokus pada efisiensi operasional, optimalisasi aset, serta eksplorasi sumber pendanaan alternatif agar bisnis tetap berkelanjutan. Upaya tersebut juga harus disertai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Perusahaan bisa memetakan ulang penempatan SDM agar lebih produktif dan efisien. Pelatihan serta pengembangan karyawan penting dilakukan untuk meningkatkan kinerja tanpa menambah beban biaya besar,” tutupnya. (*)