• Jumat, 24 Oktober 2025

Dapur Makan Bergizi Gratis di Kelurahan Kotabumi Ilir Lampura Diresmikan, Target Layani 2.500 Anak

Jumat, 24 Oktober 2025 - 14.15 WIB
30

Asisten I Bidang Pemerintahan Pemkab Lampura, Mat Soleh saat mengecek kondisi dapur MBG Yayasan Ataru Nira Secita di Kelurahan Kotabumi Ilir, Kecamatan Kotabumi usai diresmikan. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Lampung Utara – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terus berkembang di Kabupaten Lampung Utara. Salah satu dapur MBG milik Yayasan Ataru Nira Secita di Kelurahan Kotabumi Ilir, Kecamatan Kotabumi, resmi diresmikan pada Jumat (24/10/2025).

Peresmian dilakukan oleh Bupati Lampung Utara yang diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan, Mat Soleh. Ia menyampaikan bahwa program MBG merupakan langkah nyata pemerintah dalam memastikan anak-anak di seluruh Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup, aman, dan berkualitas setiap hari.

“Program ini bukan hanya soal makanan bergizi, tetapi juga menjadi upaya membangun generasi yang sehat dan kuat. Di sisi lain, kegiatan dapur MBG juga menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar,” ujar Mat Soleh.

Ia menjelaskan, hingga saat ini terdapat 27 dapur MBG yang telah beroperasi dari total 53 dapur yang terdaftar di Kabupaten Lampung Utara. Program ini, kata dia, mampu menciptakan perputaran ekonomi hingga Rp3,4 miliar per hari dari aktivitas produksi dan distribusi bahan pangan lokal.

Mat Soleh mengingatkan agar pengelola dapur selalu mengutamakan kebersihan, keamanan pangan, dan standar gizi dalam setiap tahapan produksi. “Mulai dari pengadaan bahan, pengolahan hingga distribusi, semuanya harus memenuhi prinsip food safety dan food security. Kita ingin manfaat program ini benar-benar dirasakan anak-anak dan masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu, dr Fernando Salim selaku pengelola Yayasan Ataru Nira Secita menyampaikan, dapur yang diberi nama Dapur Sehat Ibu ini ditargetkan melayani hingga 2.500 penerima manfaat. Pada tahap uji coba, makanan bergizi akan disalurkan kepada 1.679 penerima manfaat di wilayah sekitar.

Untuk menjalankan operasional, dapur ini melibatkan 52 relawan, separuh di antaranya merupakan warga setempat. Para relawan bekerja secara bergiliran dari Senin hingga Jumat. “Kami berkomitmen menjaga higienitas, kualitas rasa, dan kandungan gizi sesuai standar nasional,” jelas Fernando.

Ia menambahkan, seluruh kegiatan dapur MBG dilakukan dengan sistem menu bergilir sesuai panduan gizi, guna memastikan variasi dan keseimbangan nutrisi bagi anak-anak penerima manfaat. “Kami ingin dapur ini tidak hanya memberi makanan, tapi juga menjadi inspirasi untuk membangun pola makan sehat di lingkungan keluarga,” pungkasnya. (*)