• Kamis, 30 Oktober 2025

Panen Raya Kedelai di Kimal Lampura, Menhan: 30 Hektare Hasilkan 60 Ton Kedelai

Kamis, 30 Oktober 2025 - 07.42 WIB
23

Menhan Sjafrie Sjamsoeddin bersama Mentan Andi Amran Sulaiman, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali melakukan panen raya kedelai Garuda Merah Putih pada lahan seluas 30 hektar di Pemukiman TNI Angkatan Laut (Kimal) Desa Madukoro, Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara (Lampura), Rabu (29/10/2025). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin bersama Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto melakukan panen raya kedelai varietas Garuda Merah Putih di lahan seluas 30 hektare di Permukiman TNI Angkatan Laut (Kimal), Desa Madukoro, Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara (Lampura), Rabu (29/10/2025).

Menhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, panen kedelai kali ini merupakan wujud komitmen TNI AL dalam mengembangkan dan mendukung program prioritas Presiden RI Prabowo Subianto di bidang ketahanan pangan.

“Di Lampung, dengan lahan seluas 30 hektare, potensi hasil panennya mencapai 60 ton,” kata Menhan.

Ia menjelaskan, kedelai Garuda Merah Putih merupakan varietas unggulan yang digagas oleh Prof. Dr. Ali Zum Mashar, dengan masa panen relatif singkat, yaitu 90 hari setelah tanam. TNI AL menetapkan kedelai sebagai komoditas utama dalam program ketahanan pangan nasional.

“Tujuan utamanya adalah meningkatkan produksi kedelai, mengurangi impor, dan memperkuat ketahanan pangan dengan strategi pemanfaatan lahan, pendampingan petani, serta pengamanan distribusi hasil panen. Diharapkan hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani, menstabilkan harga kedelai, dan memperkuat ketahanan pangan nasional,” jelasnya.

Sjafrie menerangkan, TNI AL telah menyiapkan strategi swasembada pangan untuk komoditas kedelai dalam tiga tahun ke depan.

“Strategi yang diterapkan antara lain penyiapan sarana produksi dengan menyediakan bibit unggul untuk meningkatkan hasil panen, serta penggunaan pupuk organik agar tanaman tumbuh lebih subur,” ujarnya.

Ia melanjutkan, TNI AL juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendampingi petani dalam proses budidaya. Selain itu, TNI AL menyiapkan strategi optimalisasi lahan dan penerapan sistem pascapanen yang efisien guna menjaga kualitas hasil panen.

“Harapannya, hasil panen dapat disalurkan ke pasar domestik untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional,” ungkapnya.

Menurut Sjafrie, pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan swasembada kedelai.

“Ke depan kami berkomitmen, Indonesia tidak lagi bergantung pada impor kedelai untuk kebutuhan dalam negeri,” ujarnya.

Ia menegaskan, program ini bertujuan mengurangi ketergantungan impor dan menjadikan Indonesia sebagai pengekspor kedelai dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

“Indonesia tidak akan lagi menjadi negara pengimpor kedelai, kita harus menjadi negara pengekspor,” tegas Menhan.

Sjafrie menambahkan, TNI akan memainkan peran kunci dalam mendukung ketahanan pangan nasional. TNI AD akan fokus pada swasembada beras, sementara TNI AU mendukung dengan penyediaan lahan untuk produksi pangan nasional.

“Saya telah meminta Panglima TNI agar wilayah TNI AL dijadikan pusat swasembada kedelai nasional. Dengan kerja keras dan pola tanam yang terukur, ke depan target Indonesia sebagai pengekspor kedelai bisa tercapai,” imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan rencana ekspansi lahan kedelai baru seluas 10 ribu hektare. Pemerintah akan membeli seluruh hasil panen uji coba 30 hektare untuk dikembangkan kembali sebagai langkah menuju swasembada pangan nasional.

“Kita sudah sepakat 10 ribu hektare. Ada lahan 8 ribu hektare, kalau bisa 10 ribu hektare. Insyaallah kami siapkan benihnya, alat mesin pertanian, dan sarana produksi lainnya,” jelas Amran.

Ia menambahkan, benih dan alat mesin pertanian akan ditanggung oleh Kementerian Pertanian, dengan uji coba dimulai pada Januari tahun depan.

“Tahun depan kedelai kita mulai uji coba pada Januari. Kalau bisa direncanakan dari sekarang, kita siapkan 10 ribu hektare dengan benih dari Kementerian Pertanian,” pungkas Amran.

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Muhammad Ali, menyampaikan bahwa keterlibatan TNI AL dalam program ketahanan pangan merupakan bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pangan nasional.

Ali mengatakan, program panen kedelai unggul di lahan seluas 30 hektare di Kotabumi menjadi proyek percontohan yang menunjukkan keberhasilan kolaborasi antara TNI AL dan Pemerintah Provinsi Lampung.

"Dari hasil tanam selama 104 hari, produktivitasnya mampu melampaui rata-rata nasional 1,2 ton per hektar. Ini bukti nyata kontribusi TNI AL dalam mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional," ujar Kasal.

Dalam kegiatan tersebut, TNI AL juga melaksanakan bakti sosial, seperti pengobatan umum, pemeriksaan gigi, pemberian makanan bergizi untuk 500 siswa, serta pembagian 500 paket sembako kepada masyarakat sekitar.

"Kami berkomitmen untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah demi keamanan dan kesejahteraan masyarakat Lampung serta seluruh rakyat Indonesia," tegasnya.

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal,  menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Lampung untuk terus memperkuat peran daerahnya sebagai lumbung pangan nasional.

Mirzani mengungkapkan bahwa Lampung merupakan salah satu sentra produksi pangan terbesar di Indonesia, dengan kekayaan alam yang melimpah dan beragam komoditas unggulan di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan.

"Lampung memiliki potensi besar untuk menjadi daerah yang mandiri dan berdaulat pangan. Tahun 2025, produksi padi kami diproyeksikan mencapai 3,5 juta ton, dengan surplus beras hampir 800 ribu ton, dan menempatkan Lampung di peringkat lima nasional," ujar Gubernur.

Selain padi, lanjut Mirzani, produksi jagung di Lampung juga mencapai hampir 3 juta ton per tahun dan menjadi peringkat ketiga nasional. Kelebihan produksi ini turut mendukung industri pakan ternak, yang berimbas pada peningkatan populasi ayam dan kambing.

"Setiap bulan, Lampung mampu memproduksi sekitar 3 juta ekor ayam, sementara jumlah ternak kambing kami merupakan yang terbanyak kedua di Indonesia," lanjutnya.

Gubernur juga menyebut komoditas unggulan lainnya seperti gula dan singkong, di mana Lampung berkontribusi hingga 60 persen terhadap total produksi singkong nasional.

Mirzani menjelaskan, sejak Presiden Prabowo Subianto menjabat, para petani di Lampung mulai merasakan peningkatan kesejahteraan melalui kebijakan penetapan harga gabah dan jagung yang lebih menguntungkan.

"Harga gabah naik signifikan, membuat pendapatan petani meningkat hampir dua kali lipat. Ekonomi desa kini bergeliat karena uang berputar di sentra-sentra pertanian," ucapnya.

Gubernur juga melaporkan bahwa capaian program MBG di Lampung dimana telah 77 persen dapur MBG beroperasi, tertinggi secara nasional.

"Target kami dua bulan ke depan mencapai 100 persen, sehingga 2,4 juta anak sekolah di Lampung dapat menikmati makan bergizi gratis setiap hari," kata Mirzani.

Gubernur juga mengapresiasi TNI Angkatan Laut yang berhasil mengembangkan pilot project kedelai unggul di Lampung Utara.

Ia menilai, keberhasilan ini membuka peluang besar untuk mengurangi ketergantungan impor kedelai dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

"Kedelai sangat cocok dikembangkan di Lampung. Jika dipadukan dengan produksi jagung yang besar, kita dapat menghasilkan pakan ternak murah dan memperkuat kedaulatan pangan nasional," ujar Gubernur.

Gubernur berharap, dukungan dari Kementerian Pertanian agar Lampung dapat ditetapkan sebagai sentra pengembangan kedelai nasional.

"Kami yakin di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Lampung akan menjadi daerah yang maju, mandiri, dan mampu memberi makan wilayah lain di Indonesia," pungkasnya. (*)

Berita ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Kamis 30 Oktober 2025 dengan judul "Panen Raya Kedelai di Kimal Lampura”