• Rabu, 05 November 2025

Investor Tertarik Kembangkan Etanol dan Energi Terbarukan di Lampung

Rabu, 05 November 2025 - 14.12 WIB
13

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, saat memberikan keterangan kepada awak media usai Rakor dengan KPK. Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi Lampung bersama Forum Investasi Lampung (FOILA) menggelar Lampung Economic and Investment Forum (LEIF) 2025 di Ballroom Hotel Pullman, Jakarta, pada Selasa (4/11/2025) kemarin.

Pemprov Lampung memamerkan 11 proyek investasi unggulan kepada para calon investor dalam dan luar negeri. Diantaranya Kemiling Agripark Development Plan, Bakauheni Harbour City, Floating Solar Power Plant, Starch Amilum, Excipients in Medication Formula.

Kemudian Kota Baru Area, Sebalang Port, Betan Subing Terminal & Double Track Railway, Batu Tumpang Tourism, Rajabasa Dharmacity, Way Kanan Industrial Park serta Gunung Tiga Geothermal Power Plant.

Saat dimintai keterangan Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, mengatakan jika antusiasme para pengusaha dan investor yang hadir di forum tersebut menjadi sinyal positif bagi perkembangan ekonomi daerah.

"Undangan yang hadir cukup banyak dan ini menunjukkan semangat para pengusaha untuk berinvestasi di Lampung. Apalagi kalau kita lihat data-data, memang kebutuhan investasi di Lampung sangat besar," ujarnya saat dimintai keterangan, Rabu (5/11/2025).

Mirza menjelaskan, dalam forum itu pihaknya memperkenalkan potensi besar Lampung di berbagai sektor, terutama pertanian, energi, dan industri hijau.

Ia menyoroti bahwa Lampung memiliki banyak komoditas unggulan, namun masih memerlukan penguatan di sektor hilirisasi industri agar nilai tambah bisa dinikmati masyarakat daerah.

"Kita banyak memiliki komoditas, tapi industri hilirisasi masih terbatas. Banyak investor yang tertarik pada energi hijau, termasuk pengembangan etanol dan solar shell. Bahkan beberapa perusahaan luar negeri akan segera melakukan survei ke Lampung," jelasnya.

Ia juga menambahkan, beberapa negara Eropa menunjukkan ketertarikan untuk langsung mengambil produk unggulan Lampung seperti kopi dan cokelat tanpa melalui pihak ketiga.

"Selama ini mereka membeli lewat pihak ketiga, tapi ke depan akan mengambil langsung dari Lampung. Ini artinya kita dorong agar tidak lagi berdagang barang mentah, tapi membangun pabrik di Lampung. Dengan begitu, harga produk kita akan lebih stabil," tegasnya.

Selain itu, Mirza menekankan pentingnya diversifikasi produk turunan dari jagung dan singkong, terutama untuk pengembangan etanol.

Hal ini dinilai akan memperluas pilihan bagi petani sekaligus memperkuat ketahanan industri lokal.

"Kita punya suplai komoditas yang sangat berlebih, ini yang menjadi daya tarik bagi investor. Secara kapasitas produksi, Lampung sangat layak untuk dilakukan industrialisasi," ujarnya.

Menurut Mirza, investasi juga berdampak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja. Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Lampung, setiap investasi sebesar Rp1 triliun dapat membuka sekitar 2.000 lapangan pekerjaan.

"Kalau tahun ini kita bisa menarik investasi Rp12 triliun, berarti ada sekitar 24 ribu lapangan pekerjaan baru. Karena itu saya sampaikan kepada para investor, kalau mau investasi di Lampung, harus menggunakan tenaga kerja lokal," tegas Gubernur.

Melalui ajang LEIF 2025 ini, Pemprov Lampung berharap dapat menarik lebih banyak investasi strategis yang berorientasi pada hilirisasi dan peningkatan nilai tambah produk lokal, sehingga pertumbuhan ekonomi daerah dapat terus meningkat secara berkelanjutan. (*)