Tujuh Warga Lampung Barat Ikuti Pelatihan Sebelum Bekerja di Malaysia
Tujuh pemuda dari Lampung Barat yang sedang mengikuti pelatihan sebelum diberangkatkan ke Malaysia. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Sebanyak tujuh
orang calon pekerja migran asal Kabupaten Lampung Barat tengah mengikuti
pelatihan intensif sebelum diberangkatkan untuk bekerja di sektor perkebunan
kelapa sawit di Malaysia melalui program penempatan kerja.
Program ini merupakan bagian dari kerja sama
antara Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Lampung Barat,
Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Lampung,
dan PT Zisra Dwi Jaya sebagai mitra resmi penempatan.
Kepala Disnakerperin Lampung Barat, Haiza Rinsa,
mengatakan ketujuh calon pekerja migran tersebut saat ini sedang menjalani
pelatihan di Bandar Lampung selama 16 hari. Pelatihan tersebut menjadi tahap
penting sebelum mereka diberangkatkan ke luar negeri.
“Pelatihan ini bertujuan membekali para calon
pekerja dengan keterampilan, pengetahuan, dan kesiapan mental agar mampu
beradaptasi di tempat kerja nantinya,” ujar Haiza, Kamis (6/11/2025).
Dari tujuh calon pekerja yang mengikuti program
ini, satu orang merupakan lulusan SMP, sedangkan enam lainnya merupakan lulusan
SMA. Mereka berasal dari beberapa kecamatan di Lampung Barat, yakni Sukau,
Balik Bukit, dan Batu Brak (BNS).
Menurut Haiza, keberangkatan mereka ke Malaysia
belum dapat dipastikan waktunya karena masih menunggu informasi resmi dari
perusahaan mitra dan BP3MI. Saat ini pihaknya masih fokus memastikan seluruh
peserta menyelesaikan tahap pelatihan dengan baik.
“Jadwal keberangkatan masih menunggu informasi
lebih lanjut. Fokus kami saat ini adalah memastikan semua peserta benar-benar
siap secara kompetensi dan administrasi,” jelasnya.
Haiza menuturkan, program ini menjadi langkah
strategis pemerintah daerah dalam menekan angka pengangguran dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Lampung Barat. Dengan peluang kerja di luar negeri,
diharapkan para peserta dapat memperoleh pengalaman dan penghasilan yang lebih
baik.
“Program penempatan pekerja migran ini bukan
hanya tentang bekerja di luar negeri, tetapi juga tentang peningkatan kualitas
sumber daya manusia dan kesejahteraan keluarga mereka,” ujar Haiza.
Dalam program kerja tersebut, para tenaga kerja
akan ditempatkan di perkebunan kelapa sawit di Malaysia dengan gaji sebesar
1.700 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp7 juta per bulan. Selain itu, perusahaan
juga menanggung biaya tempat tinggal, makan, dan fasilitas kesehatan dasar
selama masa kontrak.
Seluruh biaya administrasi awal seperti pembuatan
paspor, pembekalan, dan pelatihan pra-kerja juga ditanggung sepenuhnya oleh
pihak perusahaan. Hal ini dilakukan agar calon tenaga kerja tidak terbebani
biaya besar di awal proses.
“Selama ini banyak masyarakat yang terkendala
biaya ketika ingin bekerja ke luar negeri. Dengan skema ini, semua kebutuhan
dasar mereka ditanggung oleh perusahaan, sehingga lebih ringan bagi peserta,”
kata Haiza.
Pelatihan yang diikuti para calon pekerja migran
mencakup keterampilan kerja di sektor perkebunan, pengetahuan hukum
ketenagakerjaan, etika kerja, serta pembekalan budaya dan bahasa dasar
Malaysia.
Haiza menekankan pentingnya pelatihan tersebut
untuk meminimalisasi risiko ketidaksiapan tenaga kerja di lapangan. “Kami ingin
memastikan mereka tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu menjaga nama baik
daerah dan negara di tempat tujuan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati
terhadap tawaran kerja di luar negeri yang tidak resmi. Semua proses penempatan
pekerja migran harus melalui jalur Disnakerperin Lampung Barat untuk menjamin
keamanan dan legalitasnya.
“Jangan mudah tergiur dengan tawaran pihak yang
tidak jelas. Semua program resmi pasti memiliki mitra yang terdaftar di BP3MI
dan Disnakerperin. Jalur resmi ini menjamin perlindungan hukum bagi pekerja
migran kita,” tegas Haiza.
Melalui program ini, pemerintah berharap dapat
memperluas kesempatan kerja sekaligus meningkatkan kualitas tenaga kerja
Lampung Barat agar mampu bersaing secara global. “Kami ingin para pekerja
migran ini tidak hanya pulang membawa uang, tapi juga membawa pengalaman dan
semangat baru untuk membangun daerah,” pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
BPBD: Lampung Barat Berpotensi Terkena Dampak Megathrust, Warga Harus Waspada
Kamis, 06 November 2025 -
Kantongi Identitas Pelaku, Polisi Buru Komplotan Pencuri Rp800 Juta Milik Bos Kopi di Lampung Barat
Kamis, 06 November 2025 -
Pemkab Lambar Dukung Penguatan Manajemen Talenta ASN, Parosil: ASN Harus Jadi Pilar Pencapaian Asta Cita
Kamis, 06 November 2025 -
SPPG Lampung Barat Terus Bertambah, Empat Kecamatan Sudah Nikmati Program MBG
Rabu, 05 November 2025









