• Kamis, 06 November 2025

Tujuh Warga Lampung Barat Ikuti Pelatihan Sebelum Bekerja di Malaysia

Kamis, 06 November 2025 - 13.52 WIB
20

Tujuh pemuda dari Lampung Barat yang sedang mengikuti pelatihan sebelum diberangkatkan ke Malaysia. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Sebanyak tujuh orang calon pekerja migran asal Kabupaten Lampung Barat tengah mengikuti pelatihan intensif sebelum diberangkatkan untuk bekerja di sektor perkebunan kelapa sawit di Malaysia melalui program penempatan kerja.

Program ini merupakan bagian dari kerja sama antara Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Lampung Barat, Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Lampung, dan PT Zisra Dwi Jaya sebagai mitra resmi penempatan.

Kepala Disnakerperin Lampung Barat, Haiza Rinsa, mengatakan ketujuh calon pekerja migran tersebut saat ini sedang menjalani pelatihan di Bandar Lampung selama 16 hari. Pelatihan tersebut menjadi tahap penting sebelum mereka diberangkatkan ke luar negeri.

“Pelatihan ini bertujuan membekali para calon pekerja dengan keterampilan, pengetahuan, dan kesiapan mental agar mampu beradaptasi di tempat kerja nantinya,” ujar Haiza, Kamis (6/11/2025).

Dari tujuh calon pekerja yang mengikuti program ini, satu orang merupakan lulusan SMP, sedangkan enam lainnya merupakan lulusan SMA. Mereka berasal dari beberapa kecamatan di Lampung Barat, yakni Sukau, Balik Bukit, dan Batu Brak (BNS).

Menurut Haiza, keberangkatan mereka ke Malaysia belum dapat dipastikan waktunya karena masih menunggu informasi resmi dari perusahaan mitra dan BP3MI. Saat ini pihaknya masih fokus memastikan seluruh peserta menyelesaikan tahap pelatihan dengan baik.

“Jadwal keberangkatan masih menunggu informasi lebih lanjut. Fokus kami saat ini adalah memastikan semua peserta benar-benar siap secara kompetensi dan administrasi,” jelasnya.

Haiza menuturkan, program ini menjadi langkah strategis pemerintah daerah dalam menekan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lampung Barat. Dengan peluang kerja di luar negeri, diharapkan para peserta dapat memperoleh pengalaman dan penghasilan yang lebih baik.

“Program penempatan pekerja migran ini bukan hanya tentang bekerja di luar negeri, tetapi juga tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan keluarga mereka,” ujar Haiza.

Dalam program kerja tersebut, para tenaga kerja akan ditempatkan di perkebunan kelapa sawit di Malaysia dengan gaji sebesar 1.700 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp7 juta per bulan. Selain itu, perusahaan juga menanggung biaya tempat tinggal, makan, dan fasilitas kesehatan dasar selama masa kontrak.

Seluruh biaya administrasi awal seperti pembuatan paspor, pembekalan, dan pelatihan pra-kerja juga ditanggung sepenuhnya oleh pihak perusahaan. Hal ini dilakukan agar calon tenaga kerja tidak terbebani biaya besar di awal proses.

“Selama ini banyak masyarakat yang terkendala biaya ketika ingin bekerja ke luar negeri. Dengan skema ini, semua kebutuhan dasar mereka ditanggung oleh perusahaan, sehingga lebih ringan bagi peserta,” kata Haiza.

Pelatihan yang diikuti para calon pekerja migran mencakup keterampilan kerja di sektor perkebunan, pengetahuan hukum ketenagakerjaan, etika kerja, serta pembekalan budaya dan bahasa dasar Malaysia.

Haiza menekankan pentingnya pelatihan tersebut untuk meminimalisasi risiko ketidaksiapan tenaga kerja di lapangan. “Kami ingin memastikan mereka tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu menjaga nama baik daerah dan negara di tempat tujuan,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap tawaran kerja di luar negeri yang tidak resmi. Semua proses penempatan pekerja migran harus melalui jalur Disnakerperin Lampung Barat untuk menjamin keamanan dan legalitasnya.

“Jangan mudah tergiur dengan tawaran pihak yang tidak jelas. Semua program resmi pasti memiliki mitra yang terdaftar di BP3MI dan Disnakerperin. Jalur resmi ini menjamin perlindungan hukum bagi pekerja migran kita,” tegas Haiza.

Melalui program ini, pemerintah berharap dapat memperluas kesempatan kerja sekaligus meningkatkan kualitas tenaga kerja Lampung Barat agar mampu bersaing secara global. “Kami ingin para pekerja migran ini tidak hanya pulang membawa uang, tapi juga membawa pengalaman dan semangat baru untuk membangun daerah,” pungkasnya. (*)