Enam Guru Hingga Kepsek Asal Metro Rebut Juara GTK se-Provinsi Lampung
Seluruh peserta berprestasi asal Metro saat meraih juara dalam ajang Fest Kreasi GTK. Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Metro - Kota Metro menegaskan posisinya sebagai lumbung pendidik berprestasi di Provinsi Lampung. Enam orang guru, kepala sekolah (Kepsek), dan tenaga kependidikan asal Kota Metro menyabet berbagai penghargaan bergengsi dalam Festival Kreasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) 2025 yang digelar di Graha Mandala, Bandar Lampung, pada Sabtu (8/11/2025).
Ajang tahunan yang diikuti ratusan peserta dari 15 kabupaten/kota ini menjadi medan pembuktian bahwa Metro tidak hanya kota kecil, melainkan kota dengan kualitas pendidikan yang besar.
Plt. Kepala Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Metro, Deddy Hasmara melalui Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Ketenagaan, Ir. Hendra Budiman menegaskan bahwa dari 11 kategori yang diikuti, enam peserta asal Metro berhasil membawa pulang gelar juara.
"Kita mengirimkan 11 kategori, dan alhamdulillah ada enam GTK asal Metro yang berhasil menorehkan prestasi di tingkat provinsi,” kata Deddy, saat dikonfirmasi awak media, Senin (10/11/2025).
Dirinya merinci, ke 6 nama peserta asal Metro tersebut masing-masing ialah Ahmad Ajad Sudrajat, peraih Juara 2 Kepala Sekolah Transformatif Provinsi Lampung 2025 yang berasal dari SDN 7 Metro Selatan.
Kemudian, Atut Dwi Sartika, peraih Juara 2 Kepala Sekolah Dedikatif Provinsi Lampung 2025 yang berasal dari SDN 6 Metro Pusat.
Kemudian ada Eka Adinia, peraih Juara 2 Guru Dedikatif SD Provinsi Lampung 2025 yang berasal dari SDN 5 Metro Utara. Lalu Abidin, Juara 1 Guru Dedikatif SMP Provinsi Lampung 2025 dari MP Muhammadiyah 4 Metro.
"Selanjutnya, Edy Suprapto, Juara 1 Pelopor Komunitas Belajar Provinsi Lampung 2025 dari SDN 1 Metro Pusat. Terakhir, Andriana Marini, peraih Juara 3 Pengawas Dikdas Provinsi Lampung 2025 dari inas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro," jelasnya.
Pria yang akrab disapa Buhen tersebut, menjelaskan bahwa keberhasilan ini menjadi cerminan bahwa kualitas sumber daya manusia pendidikan di Metro terus tumbuh.
"Guru dan tenaga kependidikan adalah kunci kesuksesan sekolah dan siswa. Kami berharap guru-guru terus berinovasi agar Metro menjadi kota cerdas, berbasis jasa dan budaya religius,” tegasnya.
Dirinya juga memberikan jaminan bahwa pemerintah Kota setempat bakal memberikan apresiasi khusus terhadap 6 orang peserta GTK yang meraih juara untuk Metro.
Sementara itu, salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Atut Dwi Sartika, Kepala SDN 6 Metro Pusat, yang meraih Juara 2 Kepala Sekolah Dedikatif.
Ia menilai ajang ini bukan sekadar lomba, melainkan ruang refleksi dan pembuktian tentang arti pengabdian seorang pendidik.
"Ajang tahunan GTK sangat luar biasa, memunculkan semangat untuk terus mengabdi, bukan hanya sebagai pengajar, tapi juga pendidik sejati. Ini wadah silaturahmi dan kolaborasi antarguru demi kemajuan pendidikan di Lampung,” tutur Atut.
Bagi Atut, dedikasi seorang kepala sekolah tidak diukur dari seberapa besar fasilitas atau lokasi sekolahnya, melainkan dari keteguhan hati membangun perubahan.
"Sekolah yang baik bukan karena muridnya banyak atau letaknya strategis, tapi karena dikelola dengan kepemimpinan yang baik. Dedikatif bukan sekadar guru di daerah 3T, tapi juga guru perkotaan yang berjuang menghadapi tantangan baru setiap hari,” ungkapnya.
Selama 21 tahun mengabdi di dunia pendidikan, dua tahun terakhir Atut fokus mengembalikan branding SDN 6 Metro Pusat sebagai sekolah unggul. Ia membawa gagasan sederhana tapi kuat, yaitu tentang Sekolah harus punya jiwa.
"Yang saya bawa dalam lomba ini adalah bentuk perjuangan saya membangun kembali semangat sekolah kami. Setiap hari adalah ujian kesabaran dan kerja keras,” imbuhnya.
Atut juga menyampaikan harapannya kepada duet kepemimpinan H. Bambang Iman Santoso dan Dr. M. Rafieq Adi Pradana agar lebih dekat dengan dunia pendidikan, terutama dalam memberi motivasi dan penghargaan bagi guru.
"Kami berharap pemerintah hadir memberikan apresiasi secara nyata. Dukungan moral dan penghargaan dari pimpinan daerah akan menumbuhkan semangat guru lainnya untuk berprestasi,” harapnya.
Menurutnya, banyak guru berprestasi yang lahir dari semangat tanpa pamrih. Namun perhatian pemerintah menjadi bahan bakar utama agar semangat itu terus menyala.
"Guru yang diapresiasi akan melahirkan murid yang berprestasi. Ketika guru bahagia, ruang-ruang kelas akan penuh cinta, dan dari sanalah lahir generasi emas Metro di masa depan,” imbuhnya.
Prestasi enam GTK asal Metro di ajang provinsi ini menjadi bukti bahwa kualitas pendidikan tidak ditentukan oleh ukuran wilayah, tetapi oleh semangat pendidiknya. Dalam banyak hal, para guru ini telah menunjukkan bahwa dedikasi dan inovasi bisa lahir dari ruang-ruang sederhana.
Festival GTK 2025 menjadi cermin wajah pendidikan Metro, wajah yang penuh daya juang, kreativitas, dan cinta pada profesi. Di tengah keterbatasan, mereka mampu menorehkan tinta emas untuk kota mereka.
Pemerintahan Bambang–Rafieq kini dihadapkan pada tantangan baru tentang bagaimana menjaga nyala semangat para pendidik agar tak padam di tengah tekanan birokrasi dan keterbatasan anggaran. (*)
Berita Lainnya
-
Petani Kota Metro Soroti Penyempitan Lahan dan Hukum Agraria
Senin, 10 November 2025 -
Cegah Banjir, Warga Angkut Sampah di Irigasi Banjarsari Metro Utara
Senin, 10 November 2025 -
Metro Didorong Masuk Jejaring Kota Kreatif UNESCO Lewat Diplomasi Budaya
Kamis, 06 November 2025 -
Kisah Pesantren Sampah, Ubah Limbah Jadi Rupiah
Kamis, 06 November 2025









