• Jumat, 14 November 2025

Kemenbud Ajak Mahasiswa Malahayati Menjadikan Sejarah sebagai Kompas Generasi Muda

Jumat, 14 November 2025 - 16.55 WIB
11

Sosialisasi penulisan sejarah bertema “Literasi Sejarah Indonesia” di Graha Bintang Universitas Malahayati, Bandar Lampung, Jumat (14/11/2025). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) Republik Indonesia mendorong penguatan pemahaman sejarah di kalangan mahasiswa saat menggelar sosialisasi penulisan sejarah bertema “Literasi Sejarah Indonesia” di Graha Bintang Universitas Malahayati, Bandar Lampung, Jumat (14/11/2025).

Kapala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Direktorat Sejarah dan Permuseuman Kemenbud RI, Termizi, mengatakan bahwa mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam memahami sejarah dan kebudayaan bangsa.

Ia menegaskan bahwa sejarah bukan sekadar pelajaran masa lalu, tetapi fondasi yang membentuk karakter generasi penerus.

“Budaya adalah jati diri kita. Ia melekat dalam sejarah, dan sejarah itu sendiri terbentuk dari tindakan budaya,” ujar Termizi dalam sambutannya.

Termizi menyoroti kekayaan sejarah Lampung yang memiliki lapisan panjang mulai dari era prasejarah, era kolonialisme hingga pasca kemerdekaan.

“Lampung memiliki ragam budaya yang sangat kaya. Karena itu, penting bagi kita mencatat dan menginventarisasi jejak sejarah agar dapat diteladani mahasiswa dan generasi muda,” katanya.

Ia menekankan bahwa penguatan sejarah tidak hanya menjadi urusan pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama, termasuk perguruan tinggi sebagai pusat pembelajaran dan pembentukan intelektual muda.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Anggota Komisi X DPR RI, Muhammad Khadafi. Ia menambahkan bahwa sejarah perlu dikenalkan kembali kepada mahasiswa melalui pendekatan yang lebih relevan dan dekat dengan kehidupan generasi Z dan generasi alfa.

“Sejarah bukan hanya cerita masa lalu, tetapi kompas masa depan. Dengan memahami sejarah, anak muda bisa lebih kritis, toleran, dan memiliki kebanggaan budaya,” ujarnya.

Khadafi juga menilai museum harus dihidupkan sebagai ruang edukasi yang menarik bagi mahasiswa.

“Di negara maju, museum selalu penuh pengunjung. Kita ingin mendorong hal itu terjadi di Indonesia, agar museum menjadi tempat pembentukan karakter,” jelasnya.

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber yaitu, Muhammad Nurhayad Nufus yang membahas sejarah umum dan sejarah Lampung. Pembahasan ini bertujuan memperkuat kesadaran sejarah bagi Mahasiswa.

Sosialisasi diikuti mahasiswa, pegiat sejarah, dan pemerhati kebudayaan, sebagai wujud komitmen bersama memperkuat pemahaman sejarah di lingkungan kampus. (*)