• Senin, 17 November 2025

Gubernur Ingin Kembalikan Kejayaan Lada Lampung, Fokus Pengembangan di Lampura, Lamtim dan Tanggamus

Senin, 17 November 2025 - 08.15 WIB
21

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, ingin mengembalikan kejayaan lada. Langkah strategis sedang dipersiapkan untuk menjadikan lada kembali sebagai salah satu komoditas unggulan di Lampung.

Gubernur Rahmat Mirzani Djausal mengatakan, pemerintah kini sedang menginventarisasi wilayah yang paling cocok untuk pengembangan lada serta metode peningkatan produktivitas yang tepat.

"Lada adalah salah satu program pemerintah pusat dan kita ingin mengembangkan kembali kejayaannya. Sekarang sedang diinventarisasi daerah-daerah yang paling cocok dan metode bagaimana meningkatkan produktivitasnya," kata Mirzani, Jumat (14/11/2025).

Ia mengungkapkan, saat ini Pemprov Lampung tengah merancang bentuk bantuan dan intervensi yang akan diberikan kepada petani lada di Lampung.

"Kita sedang merancang bantuan seperti apa dan intervensi seperti apa yang akan diberikan oleh Pemprov Lampung kepada komoditas lada," ujarnya.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Lampung, Mulyadi Irsan, menambahkan bahwa komoditas lada masuk dalam program hilirisasi perkebunan bersama sejumlah komoditas unggulan lain seperti kopi, kelapa dalam, dan kakao.

"Lada menjadi bagian dalam pengembangan hilirisasi. Lada menjadi bagian penting sejarah Lampung. Saat ini produktivitasnya menurun hanya sekitar 0,3 ton per hektare, padahal dulu Lampung menjadi nomor satu black pepper," jelas Mulyadi.

Menurutnya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan memperkuat dukungan peningkatan produktivitas lada terutama di Lampung Utara, Lampung Timur, dan Tanggamus. Ia menegaskan bahwa Lampung Utara secara historis merupakan pusat kejayaan lada, dengan wilayah-wilayah legendaris seperti Batu Nagkop hingga Simpang Alang-alang.

Mulyadi menerangkan, sejumlah kendala produksi lada yang masih dihadapi petani mulai dari serangan hama busuk pangkal batang (phytophthora) hingga kualitas SDM, ketersediaan bibit unggul tahan hama, serta kebutuhan pupuk yang memadai.

"Kendala pertama adalah isu busuk pangkal batang akibat hama phytophthora, ini harus dibenahi. Kemudian SDM, bibit unggul, dan pupuk. Semua harus menjadi satu kesatuan untuk mengembalikan kejayaan lada," tegasnya.

Ia menambahkan, pendampingan terhadap petani lada terus dilakukan. Tahun ini pemerintah pusat dan Pemprov Lampung sudah mulai menjalankan program peremajaan tanaman lada.

"Harus ada gerakan masif. Saya pribadi lebih cenderung pengembangan di Lampung Utara karena sejarahnya dan kualitas ladanya dulu yang terbaik," kata Mulyadi.

Ia melanjutkan, ekspor lada Lampung saat ini mengalami penurunan akibat dinamika pasar global yang cukup tinggi, terutama karena pasar utama lada Lampung adalah Eropa. Meskipun demikian, pihaknya optimistis bahwa melalui peremajaan, peningkatan kualitas bibit, dan penguatan hilirisasi, ekspor lada bisa kembali meningkat.

"Pendampingan juga terus dilakukan. Harus ada gerakan masif antara Kementan dan Pemprov Lampung. Tahun ini sudah dimulai melakukan peremajaan," tambahnya.

Dinas Perkebunan Provinsi Lampung mencatat, luas lahan lada pada 2024 mencapai 45.048 hektare, terdiri dari tanaman belum menghasilkan (TBM) seluas 8.219 hektare, tanaman menghasilkan (TM) 31.581 hektare, dan tanaman rusak (TR) 5.248 hektare. Sementara total produksi lada tahun 2024 tercatat sebesar 15.791 ton, dengan target produksi tahun 2025 sebesar 15.225 ton. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Senin 17 November 2025 dengan judul “Gubernur Ingin Kembalikan Kejayaan Lada Lampung”