Angka Kemiskinan Lampung Turun Signifikan, Jumlah KPM PKH Terus Berkurang Selama Lima Tahun
Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi. Foto: Kupastuntas.co
Kupastuntas.co,
Bandar Lampung - Upaya pengentasan kemiskinan di Provinsi Lampung menunjukkan
perkembangan signifikan. Hal ini terlihat dari terus menurunnya jumlah Keluarga
Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) bantuan sosial tunai selama
lima tahun terakhir.
Berdasarkan
data Lampung Satu Data yang diakses Senin (17/11/2025), jumlah KPM PKH di
Provinsi Lampung sejak 2020 hingga 2024 terus mengalami penurunan seiring
membaiknya kondisi ekonomi masyarakat. Pada 2020 jumlah KPM PKH tercatat
471.520 keluarga, turun menjadi 465.475 keluarga pada 2021. Tahun 2022
jumlahnya kembali turun menjadi 434.653 keluarga, kemudian 414.075 keluarga
pada 2023, dan pada 2024 menurun lagi menjadi 390.779 keluarga.
Kepala
Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi, menjelaskan indikator utama bagi KPM
PKH untuk bisa tergraduasi dari program bantuan sosial adalah meningkatnya
kemampuan ekonomi keluarga. Kenaikan taraf hidup tersebut ditandai dengan
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri.
Menurut
Aswarodi, kebutuhan dasar tersebut meliputi pemenuhan makanan bergizi, pakaian
layak, serta kondisi rumah tinggal yang memenuhi standar kelayakan. “Jadi
rumahnya sudah tidak lagi berlantaikan tanah, tidak geribik, atapnya tidak
ilalang, dan sudah permanen. Itu menjadi salah satu indikator bahwa mereka siap
tergraduasi,” kata Aswarodi, Senin (17/11/2025).
Selain
kebutuhan pokok, lanjutnya, kemampuan keluarga dalam membiayai pendidikan anak,
mengakses layanan kesehatan, serta memiliki sanitasi rumah tangga yang baik
juga menjadi faktor pendukung. KPM yang telah memiliki usaha sendiri atau
pendapatan tetap juga dinilai telah mencapai kemandirian ekonomi.
Aswarodi
memaparkan strategi Pemprov Lampung dalam meningkatkan jumlah KPM yang
tergraduasi setiap tahun. Salah satunya, mendorong SDM PKH melakukan
pendampingan intensif agar setiap pendamping mampu menggraduasi minimal 10 KPM
per tahun. “Jika SDM PKH kita sekitar 1.600 orang, dikalikan 10, maka ada
sekitar 16.000 KPM yang berpotensi tergraduasi setiap tahun,” ujarnya.
Dengan
asumsi satu KPM terdiri dari tiga hingga empat jiwa, maka jumlah warga yang
terdorong keluar dari garis kemiskinan dapat mencapai puluhan ribu. Aswarodi
menyebut Gubernur Lampung menargetkan tingkat kemiskinan yang saat ini berada
di kisaran 10 persen bisa turun menjadi 6 persen pada 2029. Strategi percepatan
graduasi ini dinilai sebagai langkah efektif untuk menurunkan angka kemiskinan
secara signifikan.
“Graduasi
ini sejalan dengan angka kemiskinan yang juga menurun. Kemarin Lampung Tengah
menggraduasi sekitar 750-an KPM. Di daerah lain juga terjadi hal yang sama
dengan jumlah bervariasi,” jelasnya. Sebagai bentuk motivasi, Gubernur
memberikan apresiasi kepada SDM PKH berprestasi. “Salah satunya pendamping
bernama Siti yang mampu menggraduasi hampir 70 KPM dan menerima penghargaan Rp5
juta. Peringkat kedua menggraduasi 34 KPM menerima Rp3 juta, dan peringkat
ketiga menggraduasi 18 KPM juga mendapat apresiasi langsung,” ujarnya.
Aswarodi
menambahkan, Dinas Sosial akan memantau setiap KPM yang tergraduasi agar tidak
kembali masuk ke kategori desil 1 atau desil 2, mengingat mayoritas KPM berasal
dari kelompok tersebut. “Kita ingin ketika mereka tergraduasi, mereka benar-benar
keluar dari desil 1 dan 2. Kita awasi secara berkala dan berharap mereka bisa
menjadi success story bagi KPM lainnya,” imbuhnya.
Khusus
di Kabupaten Lampung Tengah, sebanyak 722 KPM PKH lulus graduasi mandiri atau
keluar dari kepesertaan bantuan berdasarkan kemampuan mereka sendiri. Hal itu
terungkap pada peringatan Hari Lahir Pasar Tradisional PKH yang dirangkai
dengan Wisuda Penerima Manfaat PKH di Lapangan Dusun III, Kampung Terbanggi
Besar, Kecamatan Terbanggi Besar, yang dihadiri Gubernur Lampung Rahmat Mirzani
Djausal pada Minggu (16/11/2025).
Dalam
sambutannya, Gubernur Rahmat Mirzani Djausal menyampaikan bahwa Lampung berada
pada jalur yang tepat untuk menurunkan kemiskinan secara signifikan. Saat ini
Lampung memiliki sekitar 900 ribu keluarga miskin dengan tingkat kemiskinan
8–10 persen dan kemiskinan ekstrem sekitar 80 ribu keluarga.
Rahmat
menjelaskan, Lampung memiliki 1.900 pendamping PKH yang mendampingi 480 ribu
KPM. “Jika satu pendamping bisa menggraduasi 10 keluarga setiap tahun, maka
setiap tahun ada 20 ribu keluarga keluar dari kemiskinan. Dalam lima tahun
berarti 100 ribu keluarga atau sekitar 300 ribu jiwa. Tahun 2029 tingkat
kemiskinan Lampung bisa turun di bawah 6 persen. Ini sangat mungkin,” tegasnya.
Ia
optimistis pada 2029 Lampung tidak lagi memiliki kemiskinan ekstrem. Gubernur
juga menegaskan bahwa salah satu kebijakan pertamanya adalah menaikkan insentif
pendamping PKH, menjadikan Lampung sebagai provinsi dengan insentif tertinggi
di Indonesia. “Insentif Rp500 ribu per bulan itu masih jauh lebih kecil
dibanding manfaat ekonomi yang bisa dihasilkan jika pendamping berhasil
mengeluarkan puluhan ribu keluarga dari kemiskinan,” ujarnya.
Gubernur
mengapresiasi para pendamping PKH dan tim kabupaten yang berhasil menjadi
pionir dalam penerapan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), sistem
data tunggal yang menjadi rujukan seluruh program pemerintah. “Dengan DTSEN,
bantuan tidak lagi berdasarkan kedekatan, tetapi berdasarkan data. Ini lompatan
besar untuk memastikan program tepat sasaran,” katanya.
Ia
juga meminta agar UMKM PKH, terutama yang sudah lulus graduasi, diprioritaskan
memasok kebutuhan MBG dan dapur-dapur di Lampung Tengah. Pendamping diminta
membuka akses pasar bagi usaha keluarga mandiri. “Fondasi pembangunan adalah
keluarga yang mandiri, tangguh, dan berdaya saing. Itu hanya bisa diwujudkan
jika kita bergerak bersama memastikan program tepat sasaran dan pendamping
bekerja sepenuh hati,” tutupnya. (*)
Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Selasa 18
November 2025 dengan judul “Angka
Kemiskinan Lampung Turun Signifikan”
Berita Lainnya
-
Telkom Bersama Google Indonesia Hadirkan AI Learning Lab untuk Akselerasi Pendidikan Digital di Lampung
Selasa, 18 November 2025 -
DPO Kasus Penganiayaan Ditangkap di Kedaton Bandar Lampung Setelah Tiga Kali Mangkir Sidang
Selasa, 18 November 2025 -
722 KPM PKH di Lampung Lulus Mandiri, Pengamat: Validasi Data Harus Ketat dan Transparan
Senin, 17 November 2025 -
Lampung - Malaysia Sepakati Akselerasi Penempatan 200 Pekerja Migran ke Sektor Perkebunan
Senin, 17 November 2025









