Pengamat: Lampung Punya Peluang Besar Dukung Ketahanan Pangan Nasional Lewat Diversifikasi Singkong
Widyaiswara Bapeltan Lampung sekaligus pengamat pertanian, Ahmad Suryanto. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dalam upaya
mendukung salah satu Asta Cita Presiden Prabowo Subianto terkait ketahanan dan
kemandirian pangan, Provinsi Lampung dinilai memiliki peluang besar untuk
berkontribusi secara signifikan.
Selain sebagai salah satu lumbung pangan
nasional, Lampung juga memiliki potensi komoditas yang dapat dikembangkan untuk
memperkuat produksi sekaligus mendorong diversifikasi pangan.
Widyaiswara Bapeltan Lampung sekaligus
pengamat pertanian, Ahmad Suryanto, menyampaikan bahwa sejumlah program pusat
yang bertujuan meningkatkan produksi padi sebenarnya sudah berjalan di Lampung.
Menurutnya, daerah ini tinggal mengoptimalkan
pelaksanaan di lapangan agar manfaat program benar-benar dirasakan petani.
“Program-program dari pusat saat ini sudah
berjalan, terutama untuk meningkatkan produksi padi. Mulai dari optimalisasi
lahan rawa maupun non-rawa yang meningkatkan panen hingga ribuan hektar,” ujar
Ahmad, Rabu (19/11/2025).
Ia menambahkan, konversi lahan singkong ke
padi gogo dan jagung juga menjadi salah satu strategi yang dapat mendongkrak
produksi pangan secara signifikan. Namun Ahmad menekankan bahwa pengawalan
program di lapangan menjadi kunci keberhasilan.
“Yang perlu dioptimalkan sekarang adalah
pengawalan program tersebut melalui dinas pertanian, aparat penyuluh, hingga
pelibatan Babinsa. Pendampingan intensif diperlukan agar realisasi program
sesuai target,” jelasnya.
Lebih jauh, Ahmad menyoroti peluang lain yang
belum banyak mendapat perhatian, yaitu diversifikasi pangan berbasis komoditas
lokal. Lampung memiliki singkong dalam jumlah besar, yang dapat diolah menjadi
beragam produk pangan sehat, bernilai ekonomi tinggi, dan berpotensi
menggerakkan industri UMKM.
“Singkong Lampung bisa dioleh menjadi mocaf,
tiwul, atau produk pangan alternatif yang cocok untuk penderita diabetes. Ini
belum digarap serius, padahal potensinya sangat besar,” tegasnya.
Tak hanya itu, pati singkong atau tapioka
dapat dikembangkan menjadi berbagai produk kekinian yang sedang digemari
masyarakat, seperti seblak, cireng, cimol, basreng, hingga aneka camilan UMKM
lainnya. Industri ini, menurut Ahmad, dapat membuka lapangan kerja baru dan
memperkuat ekonomi lokal.
“Industri yang bisa digerakkan dari sini
besar. Bahkan sekadar kerupuk saja pasarnya luar biasa. Orang Indonesia kalau
makan belum lengkap tanpa kerupuk, dan bahan bakunya adalah pati singkong,”
ujarnya.
Ahmad menilai bahwa peluang industri kerupuk
dan olahan singkong sangat terbuka, namun belum banyak digarap oleh pelaku
industri di Lampung. Padahal di sejumlah wilayah di Jawa, industri kerupuk
tumbuh pesat dan mampu menghidupi ribuan UMKM.
“Industri kerupuk banyak berkembang di Jawa,
sedangkan Lampung belum melirik ini sebagai potensi besar. Padahal komoditas
singkong ada di depan mata. Ini pekerjaan rumah yang harus segera dikerjakan,”
kata Ahmad.
Untuk mendukung ketahanan pangan nasional,
Pemerintah Provinsi Lampung mampu memanfaatkan potensi lokal secara maksimal.
Baik melalui peningkatan produksi pangan utama seperti padi dan jagung, maupun
melalui pengembangan industri turunan singkong sebagai bahan baku produk pangan
alternatif dan kekinian. (*)
Berita Lainnya
-
BEM Unila Tegaskan Tak Pernah Memberi Persetujuan RKUHAP di RDP DPR
Rabu, 19 November 2025 -
Tersangka Korupsi Dana PI PT LEB Hermawan Eriadi Ajukan Praperadilan
Rabu, 19 November 2025 -
Bermanfaat Jaga Produktivitas Perkebunan, Pengunjung Lampung Fest Belajar Mengolah Limbah Kopi Jadi Biochar
Rabu, 19 November 2025 -
Nopiyadi Minta Pemda Dampingi 46 Kepsek Korban Penipuan, Curigai Ada Pihak yang Mengarahkan
Rabu, 19 November 2025









