• Jumat, 21 November 2025

‎Dihadiri 45 Negara, Ijtima Ulama Dunia Jadi Magnet Baru Lampung

Jumat, 21 November 2025 - 19.14 WIB
50

‎Humas Ijtima Ulama Dunia Lampung, Firmansyah, saat dimintai keterangan, Jumat (21/11/2025). Foto: Ria/kupastuntas.co

‎Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Gelaran Ijtima Ulama Dunia atau Tabligh Akbar indonesia Berdoa akan berlangsung di Kota Baru, Lampung Selatan, pada 28–30 November 2025 mendatang.

‎Humas Ijtima Ulama Dunia, Firmansyah, menjelaskan bahwa seluruh fasilitas utama bagi jemaah hampir rampung dan saat ini telah mencapai 95 persen.

‎"Alhamdulillah, lokasi sudah 95 persen selesai. Kami sudah menyiapkan tenda untuk tempat beriktikaf atau berdiam jemaah di lahan kurang lebih 50 hektare. Semua sudah ter-cover," ujarnya saat dimintai keterangan, Jumat (21/11/2025).

‎Untuk mendukung kenyamanan peserta, panitia telah membangun 3.500 fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK). Selain itu, 200 dapur umum disiapkan untuk memenuhi kebutuhan logistik selama kegiatan berlangsung.

‎Hingga saat ini, sekitar 250 ribu jemaah dari seluruh Indonesia telah terkonfirmasi hadir.

Sementara dari luar negeri, sekitar 1.000 orang sudah tiba di Lampung, dan total 6.000 peserta mancanegara telah menyatakan siap hadir.

"Peserta dari luar negeri yang hadir saat ini ada dari 15 negara. Yang saya ingat dari Tunisia, Afrika Selatan, Maroko, Amerika Insya Allah besok hadir 70 orang, lalu dari Mesir, Perancis, dan Malaysia yang terbanyak, ada sekitar 2.500 orang. Totalnya kurang lebih 45 negara," ujar Firmansyah.

‎Awalnya, sebanyak 84 negara menyatakan minat hadir, namun beberapa terkendala urusan visa.

‎"Prediksi awal kami hanya 2.000 sampai 3.000 peserta luar negeri, tetapi ternyata 6.000 orang hadir. Masya Allah," tambahnya.

‎Firmansyah mengimbau masyarakat Lampung untuk turut memeriahkan acara ini.

"Kami targetkan 1,5 juta orang hadir. Kalau dari luar Lampung sekitar 2.500 orang, sisanya kami harap dari Lampung. Yang jauh-jauh saja datang, masa kita yang dekat tidak hadir," ujarnya.

Ia mengajak masyarakat Lampung untuk menjadi tuan rumah yang baik.

"Bagaimana kita menyukseskan, memakmurkan, dan meramaikan kegiatan ini. Insya Allah akan turun keberkahan dari Allah SWT," terangnya.

‎Menurutnya, acara ini akan diisi tausiah dan amalan-amalan keagamaan.

"Doa adalah kekuatan umat muslim. Dari jutaan orang yang hadir, pasti ada doa yang dikabulkan Allah SWT," ungkapnya.

‎Selama kegiatan tersebut akan diisi dengan Salat tahajud, membaca Al-Qur’an, dan zikir, tausiah setelah salat fardu Subuh, Zuhur, Asar, Isya. Dimana ceramah akan diisi oleh ulama internasional seperti dari Mesir, Pakistan, India, hingga para ulama nasional.

‎Tabligh Akbar ini diharapkan membangkitkan semangat umat untuk memikirkan kondisi saat ini, memperkuat keluarga, dan menghidupkan nilai-nilai agama dalam masyarakat.

‎Selain nilai spiritual, kegiatan ini juga memberikan dampak ekonomi signifikan. Banyak UMKM mulai membuka kios di area acara. Logistik untuk jemaah pun menciptakan perputaran ekonomi besar.

‎"Kebutuhan beras saja selama tiga hari mencapai 700 ton. Belum termasuk ikan, ayam, tepung, dan lainnya. Ini pasti menghidupkan ekonomi masyarakat," jelas Firmansyah.

‎Ia menyebut Lampung akan menjadi pusat perhatian dunia.

"Lampung akan viral, bukan hanya di Nusantara, tapi juga mendunia. Ini magnet tersendiri," ujarnya.

‎Firmansyah juga mengaku takjub dengan banyaknya bantuan yang berdatangan tanpa diminta.

‎"Hampir semua kepala daerah kirim bantuan. Pak Gubernur, Bupati, Wali Kota, Kapolda. Bahkan ada teman non-muslim yang mengirim 20 ekor kambing," ungkapnya.

‎Bantuan lain yang datang termasuk bawang, gula, tepung, dan berbagai kebutuhan logistik lainnya.

Sebanyak 200 dapur dipersiapkan untuk jemaah yang dibagi berdasarkan daerah. Panitia menyiapkan tenda dan dapur per wilayah.

‎"Jawa Barat punya tenda dan dapurnya, Jawa Timur punya areanya. Lampung juga kita bagi per kabupaten misalnya Way Kanan, Lampung Utara, Lampung Barat, dan lainnya. Mereka nanti menyiapkan kebutuhan makan bagi jemaah dari wilayah masing-masing," jelas Firmansyah. (*)