• Jumat, 05 Desember 2025

Program Migran Vokasi Lampung Dipercepat, Ujian Bahasa Jepang Ditargetkan Mulai Awal 2026

Jumat, 05 Desember 2025 - 15.14 WIB
24

Kepala BP3MI Lampung, Ahmad Fauzi. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Program Kelas Migran Vokasi di Provinsi Lampung terus menunjukkan perkembangan signifikan. Jumlah sekolah dan siswa yang terlibat dipastikan bertambah seiring penguatan kerja sama antara Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Lampung dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung.

Keduanya berkomitmen mempercepat kesiapan tenaga kerja muda agar mampu bersaing di pasar global, terutama Jepang yang saat ini membutuhkan tenaga terampil dari berbagai sektor.

Kepala BP3MI Lampung, Ahmad Fauzi, mengatakan bahwa pemerintah pusat sedang memperkuat program SMK Go Global, dan Lampung menjadi salah satu daerah percontohan yang lebih dulu menyiapkan kelas migran vokasi.

"Indonesia yang dipimpin oleh Bapak Presiden Prabowo sedang mendorong SMK Go Global dan Alhamdulillah Lampung menjadi proyek awal. Kita sudah mempersiapkan program kelas migran vokasi ini sesuai arahan Presiden, bahwa tenaga kerja yang kita siapkan bukan hanya siap kerja, tetapi siap pakai," ujarnya saat dimintai keterangan, Jum'at (5/12/2025).

Ia menambahkan bahwa Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia juga tengah mempercepat penyelenggaraan ujian Bahasa Jepang sebagai salah satu syarat penempatan pekerja migran. Lampung ditargetkan menjadi salah satu lokasi pelaksanaan mulai tahun depan.

"Mudah-mudahan di awal tahun 2026 ujian Bahasa Jepang sudah bisa terselenggara di Lampung. Ini akan sangat mendukung kualitas anak-anak muda kita yang ingin bekerja di Jepang," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Thomas Amirico, mengatakan bahwa pelaksanaan program migran vokasi berjalan progresif dan telah diikuti ribuan siswa dari berbagai sekolah.

"Kita sedang dalam proses pembelajaran. Ada 8.500 peserta dari hampir 300 SMA dan SMK yang mengikuti program ini. Untuk siswa internal, baru sekitar 3.000 yang berjalan, dan sisanya insya Allah mulai minggu depan karena proses anggarannya baru cair," ujarnya.

Thomas juga menyampaikan bahwa pihak swasta menunjukkan minat besar untuk ikut terlibat dalam pengembangan kelas migran vokasi.

"Setelah ini kita lakukan job matching, dan selanjutnya meminta dukungan BP2MI dan mitra dari Jepang untuk proses penempatan. Ada tahapannya, dan insya Allah program ini bisa berjalan maksimal dengan dukungan semua pihak," jelasnya.

Program Kelas Migran Vokasi diharapkan menjadi model sukses dalam menyiapkan tenaga kerja muda yang kompeten dan berdaya saing global, khususnya untuk mengisi peluang kerja di Jepang yang membutuhkan banyak tenaga terlatih. (*)