• Rabu, 10 Desember 2025

‎Dua Peti, Dua Kisah Pulang Menyayat: Duka Pahlawan Devisa dari Lampung Timur

Rabu, 10 Desember 2025 - 07.15 WIB
67

Serah terima jenazah Pekerja Migran Indonesia asal Lampung Timur bernama Anita Sari dan Sugiono. Foto: Agus/kupastuntas.co

‎Kupastuntas.co, Lampung Timur - Lampung Timur berduka. Dua jenazah pekerja migran tiba di kampung halaman pada Selasa (9/12/2025) pukul 23.00, disambut isak tangis keluarga yang sejak lama menunggu kepulangan mereka.

Kedatangan dua peti jenazah ini kembali mengingatkan bahwa para pekerja migran adalah pahlawan devisa yang mengorbankan raga dan tenaga demi masa depan keluarga serta kontribusi mereka bagi negeri.

‎Pekerja migran bukan sekadar pencari nafkah di negeri orang, tetapi juga tulang punggung yang menggerakkan ekonomi rumah tangga dan menyumbang pemasukan negara melalui devisa.

Ketika mereka pulang tidak lagi dalam keadaan hidup, duka itu menjadi bukti betapa besar perjuangan para pahlawan yang sering terlupakan.

‎Kedua pekerja migran tersebut adalah Anita Sari, warga Desa Bandar Agung, Kecamatan Bandar Sribhawono, dan Sugiono, warga Desa Gunung Mas, Kecamatan Marga Sekampung.

Keduanya tiba dalam kondisi tidak bernyawa setelah bertahun-tahun bekerja di Taiwan demi menafkahi keluarga.

‎Perwakilan Dinas Tenaga Kerja Lampung Timur, Tri Handoyo, membacakan surat pernyataan resmi dari Taiwan terkait almarhumah Anita Sari.

"Dalam surat itu disebutkan bahwa tenaga kerja atas nama Anita Sari dengan nomor C9759745 mempercayakan kepada agen Li Chung International Manpower Agency Co. Ltd. untuk pengurusan biaya pemulangan jenazah,” kata Tri Handoyo.

‎"Biaya pengangkatan jenazah telah dibayar dahulu oleh majikan bernama Zhang Lihu, sehingga majikan akan mewakili untuk menerima uang belasungkawa. Surat tersebut diberikan sebagai bukti informasi rekening," tambahnya.

Anita Sari, 27 tahun, merupakan pekerja rumah tangga yang telah bekerja di Taiwan selama tiga tahun.

Ia tinggal di Dusun 17, Desa Bandar Agung, dan meninggalkan seorang anak. Anita dinyatakan meninggal dunia karena sakit, sebelum akhirnya dipulangkan ke keluarga.

‎Pendampingan pemulangan jenazah dilakukan melalui koordinasi berbagai pihak.

P2MI-BK Lakspedam NU melalui Siti Kholifah selaku asisten koordinator bersama tim kerja Desa Migran Emas Bandar Agung menjadi pendamping utama keluarga sejak proses administrasi hingga kedatangan jenazah.

‎Sementara itu, Ketua Garda Buruh Migran Indonesia (BMI) Lampung Timur, Muhammad Amir, menjelaskan kondisi almarhum Sugiono.

"Sugiono meninggal pada 26 Oktober 2025 karena sakit, gagal jantung dan paru-paru,” ujarnya.

‎Amir menuturkan bahwa Sugiono pertama kali berangkat ke Taiwan pada 2015. Setelah kontrak kerja selesai, ia tidak langsung kembali ke Indonesia.

"Setelah habis kontrak, Sugiono pindah kerja. Almarhum sempat overstay dan bekerja di perkebunan apel,” jelasnya.

‎Sugiono akhirnya dipulangkan tepat 40 hari setelah wafat. Suasana duka menyelimuti Desa Gunung Mas, Kecamatan Marga Sekampung, ketika peti jenazah pria yang bertahun-tahun merantau itu tiba pada malam hari.

Winarni, istri almarhum, menyambut kedatangan jenazah dengan tangis pecah.

Keluarga yang selama bertahun-tahun menggantungkan harapan pada kepergian Sugiono kini hanya bisa merelakan kepergiannya untuk selamanya.

‎Pihak desa, aparat kecamatan, dan organisasi pendamping turut hadir mengantar jenazah ke rumah duka, memastikan seluruh proses pemulangan berlangsung lancar dan sesuai prosedur.

‎Dua kisah ini menjadi pengingat bahwa perjuangan pekerja migran sering kali dipenuhi risiko dan pengorbanan.

Mereka yang berangkat demi keluarga, terkadang pulang dalam senyap, meninggalkan duka yang tak terukur di tanah kelahiran. (*)