• Senin, 15 Desember 2025

BNPB: Korban Tewas Bencana Sumatera Tembus 1.016 Jiwa, 212 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 - 11.34 WIB
15

Kondisi jembatan Aek Garoga 2 di Desa Aek Garoga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Kamis (11/12/2025). Jembatan penghubung antara Tapanuli Tengah dengan Tapanuli Selatan yang sebelumnya terdampak banjir bandan dan dipenuhi kayu itu kini sudah bisa dilintasi warga. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data korban bencana banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Hingga Minggu (14/12/2025), jumlah korban meninggal dunia tercatat mencapai 1.016 orang.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa pada hari ini tim pencarian kembali menemukan 10 jasad korban. Penemuan tersebut menambah jumlah korban tewas yang sebelumnya tercatat 1.006 jiwa.

“Per hari ini hasil pencarian dan pertolongan bertambah 10 jasad yang ditemukan,” ujar Abdul Muhari dalam jumpa pers, Minggu (14/12/2025).

Ia menjelaskan, dari 10 jasad tersebut, sembilan ditemukan di wilayah Aceh dan satu jasad ditemukan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dengan demikian, total korban meninggal akibat rangkaian bencana di Sumatera kini menjadi 1.016 jiwa.

Abdul Muhari juga mengungkapkan adanya temuan jenazah yang terbawa dari area pemakaman ke permukaan akibat banjir dan longsor. Kondisi ini membuat sejumlah jasad yang sebenarnya telah dimakamkan sebelum bencana turut tercatat dalam data korban meninggal, karena ditemukan oleh tim SAR saat proses pencarian korban.

“Banjir dan longsor berdampak di area pemakaman. Beberapa korban yang sebelumnya sudah meninggal kemudian jasadnya ditemukan oleh tim gabungan pencarian karena lokasi pemakaman terdampak bencana,” jelas Abdul dalam jumpa pers virtual.

Meski demikian, pemerintah daerah terus melakukan proses verifikasi dan identifikasi korban secara by name by address hingga tingkat kecamatan. Proses ini dilakukan untuk membedakan korban yang meninggal akibat bencana dengan warga yang telah meninggal sebelum peristiwa banjir dan longsor terjadi.

“Pemerintah kabupaten sudah melakukan identifikasi by name by address. Karena itu, meskipun setiap hari ada penambahan temuan jenazah, hasil verifikasi di lapangan dapat memengaruhi data akhir jumlah korban meninggal,” tuturnya.

Sementara itu, BNPB mencatat jumlah pengungsi terus mengalami penurunan. Banyak warga terdampak yang meninggalkan posko pengungsian terpusat dan memilih mengungsi di rumah keluarga atau kerabat. Namun demikian, mereka tetap tercatat sebagai pengungsi.

“Status mereka masih pengungsi, hanya saja mengungsi secara mandiri di rumah keluarga atau tetangga, bukan lagi di titik pengungsian terpusat,” imbuh Abdul.

Hingga saat ini, jumlah korban hilang tercatat sebanyak 212 orang, sementara pengungsi yang masih tercatat berjumlah 624.670 jiwa. Operasi pencarian korban hilang masih terus dilakukan oleh tim gabungan.

Adapun sebaran korban hilang antara lain di Sumatera Utara, meliputi Kabupaten Tapanuli Tengah di Kecamatan Sukabangun dan Aloban Bair sebanyak 56 orang, Kabupaten Tapanuli Selatan di Desa Garoga, Batang Toru sebanyak 30 orang, serta Kota Sibolga di Pancuran Gerobak, Kecamatan Sibolga Kota sebanyak satu orang.

Di Sumatera Barat, korban hilang tercatat di Kabupaten Agam, Kecamatan Malalak dan Palembayan sebanyak 53 orang, Kota Padang Panjang di aliran Sungai Batang Anai sebanyak 32 orang, Kabupaten Padang Pariaman satu orang, wilayah Tanah Datar di sepanjang aliran Sungai Batang Anai belum terkonfirmasi.

Sementara di Aceh, korban hilang tercatat di Kabupaten Bener Meriah sebanyak 14 orang, Kabupaten Aceh Utara enam orang, Kabupaten Aceh Tengah empat orang, Kabupaten Bireuen empat orang, wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Nagan Raya belum terkonfirmasi.

Berdasarkan data per provinsi, jumlah korban meninggal dunia di Aceh mencapai 424 jiwa, Sumatera Utara 349 jiwa, dan Sumatera Barat 243 jiwa. (*)