• Kamis, 18 Desember 2025

Disparekraf Lampung Klaim Kunjungan Wisatawan Tembus 20,5 Juta Orang

Kamis, 18 Desember 2025 - 14.04 WIB
17

Kepala Disparekraf Provinsi Lampung Bobby Irawan saat dimintai keterangan, Kamis (18/12/2025). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Lampung memprediksi jumlah kunjungan wisatawan ke Lampung selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) mencapai 1,5 hingga 2 juta orang.

"Untuk Nataru, perkiraan prediksi kita sekitar 1,5 sampai 2 juta orang yang akan berkunjung ke Provinsi Lampung," kata Kepala Disparekraf Provinsi Lampung Bobby Irawan saat dimintai keterangan, Kamis (18/12/2025).

Bobby menjelaskan, berdasarkan perkembangan data Januari hingga Oktober 2025, jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke Lampung telah mencapai lebih dari 20,5 juta orang.

Menurutnya, angka tersebut sudah melampaui target yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat yang menargetkan kunjungan wisatawan ke Lampung tahun ini mencapai 19,5 juta orang.

"Artinya, baru sampai Oktober saja target tahunan yang telah diberikan kepada kita sudah terlampaui. Sehingga kita optimis target kunjungan wisatawan ke Lampung akan terus bertambah," tuturnya.

Ia menjelaskan, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, terjadi lonjakan lebih dari 52 persen jumlah kunjungan  wisatawan dari Januari - Oktober 2024 ke Januari - Oktober 2025.

"Kenaikan ini membuktikan bahwa destinasi wisata, atraksi budaya, hingga kuliner yang ada di Lampung semakin diminati wisatawan nusantara," jelasnya.

Bobby menegaskan, seluruh indikator kunjungan wisatawan yang digunakan Disparekraf Lampung mengacu pada data resmi BPS yang perhitungannya mengadopsi formulasi dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO).

Metode tersebut memanfaatkan pergerakan mobil seluler (mobile positioning data) untuk memetakan mobilitas wisatawan.

"BPS punya formulasi sendiri, termasuk kriteria wisatawan, salah satunya harus tinggal minimal enam jam di suatu daerah agar tercatat sebagai kunjungan wisata," katanya.

Selain itu, Bobby menyoroti adanya dua event besar yang digelar di Lampung pada November 2025 yakni Lampung Fest 2025 dan Ijtima Ulama yang dihadiri peserta dari puluhan negara.

"Ini tentu akan berkontribusi terhadap capaian kunjungan wisata yang nantinya tercatat oleh BPS, dan data kunjungan wisatawan bulan November kita masih sama-sama menunggu," ujarnya.

Terkait tingkat penghunian kamar (TPK) hotel yang dinilai tidak meningkat signifikan meski jumlah kunjungan melonjak, Bobby menjelaskan hal tersebut dipengaruhi oleh perubahan perilaku wisatawan.

"Sekarang banyak wisatawan yang memilih menginap langsung di destinasi wisata seperti cabin, glamping, dan akomodasi alternatif lainnya. Ini tidak tercatat dalam TPK hotel," jelasnya.

Ia menambahkan, indikator kinerja sektor pariwisata tidak hanya dilihat dari TPK hotel, tetapi juga mencakup jumlah kunjungan wisatawan, lama tinggal, dan tingkat belanja wisatawan (spending) yang seluruhnya juga menggunakan data BPS.

"Sebagian besar kalau data yang kita peroleh, pada tahun 2024 dari jumlah kunjungan 17,9 juta orang, itu 46 persen berasal dari Sumsel. Jadi orang yang datang ke kita tentunya melalui via tol," tuturnya.

Dengan masih adanya momentum libur Nataru di akhir tahun, Disparekraf Lampung optimistis jumlah kunjungan wisatawan 2025 akan terus meningkat dan memperkuat posisi Lampung sebagai salah satu destinasi unggulan wisata domestik. (*)