• Jumat, 19 Desember 2025

Industri Udang Terdampak Pasar Global, Pemprov Lampung Fokus Garap Pasar Domestik

Jumat, 19 Desember 2025 - 14.51 WIB
19

Business Matching Pemasaran Udang Dalam Negeri yang berlangsung di Hotel Emersia, Bandar Lampung, Jum'at (19/12/2025). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mendorong penguatan pasar domestik sebagai langkah dan juga strategi menghadapi dinamika dan ketidakpastian pasar global komoditas udang.

Upaya penguatan tersebut dilakukan melalui kegiatan Business Matching Pemasaran Udang Dalam Negeri yang berlangsung di Hotel Emersia, Bandar Lampung, Jum'at (19/12/2025).

Business matching ini digelar sebagai upaya memperluas penyerapan produk udang Lampung di pasar domestik, sekaligus membangun jejaring kerja sama antarpelaku usaha agar sektor kelautan dan perikanan semakin berdaya saing.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Liza Derni, menjelaskan bahwa industri perikanan Lampung, khususnya komoditas udang selama ini merupakan sektor unggulan dan penopang ekspor nasional.

"Namun dalam beberapa waktu terakhir, pasar ekspor menghadapi hambatan akibat kebijakan tarif Amerika Serikat serta isu kontaminasi cesium-137, yang berdampak pada menurunnya volume ekspor dan daya saing produk udang di pasar internasional," kata Liza.

Oleh karena itu pihaknya bekerja sama dengan perangkat daerah terkait serta Shrimp Club Indonesia (SCI) menginisiasi kegiatan Business Matching Pemasaran Udang Dalam Negeri.

Kegiatan ini bertujuan memperkuat pasar domestik dengan mempertemukan para pelaku industri udang, sehingga tercipta sinergi, peluang usaha baru, serta peningkatan serapan pasar lokal.

"Udang Lampung didorong menjadi salah satu sumber pangan bernilai gizi tinggi yang dapat dimanfaatkan di berbagai sektor, termasuk perhotelan, jasa boga, serta mendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)," katanya.

Sementara itu Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, menegaskan bahwa Provinsi Lampung memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besar dan harus terus dioptimalkan.

Ia menyampaikan bahwa meskipun ekosistem industri udang di Lampung sudah terbentuk, dinamika dan ketidakpastian pasar global menuntut adanya terobosan serta inisiatif baru.

"Perlu ada terobosan dan inisiatif baru atas berbagai permasalahan yang muncul. Kita harus cepat dalam mitigasi risiko agar produksi udang Lampung tetap terserap oleh masyarakat," ujar Jihan.

Menurutnya, kegiatan business matching ini merupakan salah satu langkah konkret untuk mengakomodasi pasar udang dalam negeri yang telah berjalan.

"Kami mendorong terbentuknya kemitraan yang kuat dan berkelanjutan antara pelaku usaha budidaya, pemasok udang, dan penyedia layanan makanan," kata dia.

Ia berharap kegiatan ini dapat memperluas penyerapan produk udang Lampung sebagai alternatif menu bernilai gizi tinggi di sektor perhotelan dan jasa boga, sekaligus memperkuat dukungan terhadap pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Lampung.

"Pada kesempatan ini, kami mengajak seluruh pihak, baik Pemerintah Daerah Provinsi Lampung maupun para pemangku kepentingan lainnya, untuk bersinergi membangkitkan kembali konsumsi udang sebagai produk perikanan unggulan Provinsi Lampung," tutup Jihan. (*)