• Sabtu, 20 April 2024

Polemik Menara Masjid Jadi Tower Provider, Pemkot Akan Turun Tangan

Senin, 16 April 2018 - 19.41 WIB
220

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Menanggapi soal kasus menara masjid Al Hidayah, Ketua Komisi I DPRD Kota Bandar Lampung, Nu'man Abdi mengatakan bahwa informasi itu sudah ramai dibicarakan. Bahkan menurut dia, polemik menara provider yang berdiri di atas menara Masjid Hidayah akan dibahas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung pada Selasa (17/4/2018).

"Itu sudah ramai dibicarakan di pemkot. Informasinya besok akan dibahas duduk permasalahannya, biar jelas. Jangan katanya sudah disepakati tapi masih ada yang nolak," kata dia.

Nu'man juga mengatakan, Komisi I akan panggil pihak-pihak terkait guna menjalankan fungsi pengawasan DPRD.

"Setelah dibahas di pemkot, kita juga ingin tahu hasilnya didalam hearing (dengar pendapat). Nanti akan kita jadwalkan, biar informasinya tidak simpang siur," pungkasnya.

Hal senada disampikan Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan dan Monitoring, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Bandar Lampung, Dekrison menilai, bahwa pendirian menara provider tersebut tidak melanggar regulasi yang berlaku. Dengan alasan, sebelum berdiri terlebih dahulu warga telah menyetujui hal itu, dengan menandatangani blangko persetujuan.

Baca Juga : Tertipu! Menara Masjid..

Baca Juga : Polemik Menara Masjid Jadi Tower Provider...

"Tidak ada masalah itu, kan izin dari warga sekitar sudah ada, nah jadi apa yang mau dipermasalahkan lagi," kata Dekrison.

Sebelumnya diberitakan, puluhan warga Perum Bukit Sukabumi Indah, Kelurahan Sukabumi Indah, geram adanya pendirian tower yang diduga hasil kongkalikong antara pemilik tower yakni provider Indosat dengan lurah setempat.

Bahkan yang lebih geramnya lagi, warga setempat merasa tertipu sebab dari awal perjanjian tower tersebut dibangun untuk menara Masjid Hidayah. Namun fakta di lapangan malah tower provider yang dibuat.

TR, inisial warga setempat menceritakan, sebelum pembangunan memang ada musyawarah untuk pembangunan menara masjid. Namun saat pembangunan sudah berjalan 80 persen, warga kaget ada pemasangan tower provider di atas menara tersebut. Hal ini membuat warga bertanya-tanya. Mereka merasa keberatan, sebab pembangunan tower ini memakai kas masjid Rp164 juta.

“Kami kecewa, kok buat tower provider, bukannya tower masjid. Ini melanggar perjanjian, apalagi dana buat tower ini dipakai dengan kas masjid," ujarnya, Minggu (15/4/2018).

Warga menduga hal ini permainan lurah setempat, pekerja bangunan dengan pemilik tower. Walaupun pihak provider Indosat berjanji nanti akan mengganti kas, warga tetap tidak terima. (Wanda)

Editor :