• Rabu, 24 April 2024

Anak Tak Diterima di Sekolah, Bapak Curhat ke Menteri Pendidikan

Kamis, 28 Juni 2018 - 16.34 WIB
41

Kupastuntas.co, Tulangbawang Barat - Orang Miskin Juga Ingin Sekolah, begitulah judul surat yang dilayangkan Supadi (55), Warga RK 5 RT 11 Tiyuh Penumangan Baru Kecamatan Tulangbawang Tengah Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI.

Hal tersebut lantaran anaknya harus didiskualifikasi dari Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMK Negeri 01 Tulangbawang Tengah karena tak mampu penuhi biaya sumbangan masuk sekolah yang ditetapkan panitia PSB.

BACA: Massa Aksi: Tangkap Politik Uang, Diskualifikasikan Arinal-Nunik!

BACA: Pamer Nyoblos dalam Bilik, Caleg PDIP Persibar Terancam Pidana

Saat berkunjung ke Kantor Sekretariat Forum Wartawan Media Harian Tubaba Bersatu (FW-MHTB) di Kelurahan Panaragan Jaya, Kamis (28/06/2018) siang, Supadi membawa surat tembusan yang disampaikannya kepada Mendikbud RI, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tubaba, Komisi B DPRD Tubaba, dan sejumlah instansi lainnya yang diantarkan langsung olehnya.

Surat tersebut berisi pesan:

Tanggal 2018 Angel Puspita masuk sekolah di SMK 1 Tulang Bawang Tengah dengan nomor pendaftaran 521, kemudian tanggal 7 Juni 2018 anak tersebut dengan diantarkan oleh orang tuanya kesekolahan mengikuti tes tertulis yang diadakan oleh panitia dengan jumlah 10 soal dalam waktu mengerjakan 10 menit".

Sementara, orang tua calon siswa di-interview panitia pendaftaran, dalam interview tersebut keluarlah kalimat SUMBANGAN dengan ketentuan diatas satu juta, satu juta rupiah, dibawah satu juta. Dengan keterangan uang tersebut akan digunakan untuk perbaikan MCK dan membuat pagar tanpa menunjukan RAB pembangunan.

Karena ketidakmampuan kami untuk menyumbang dengan nominal besar, sedangkan anak saya (Angel Puspita) sangat ingin masuk sekolah di sekolah yang di impi-impikannya yaitu SMK 1 Tulang Bawang Tengah jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) maka saya memilih menyumbang di bawah satu juta (Rp100.000). Kemudian panitia memberi penjelasan kepada saya, besarnya sumbangan pilihan saya tersebut (Dibawah satu juta) harus TUJUH RATUS RIBU RUPIAH.

Sering terdengar di media Televisi, bahwa pemerintah ingin mencetak generasi-generasi yang siap bekerja dan terampil dibidangnya, dengan membuka sekolah- sekolah kejuruan disetiap kabupaten, akan tetapi bagaimana mungkin hal tersebut dapat tercapai kalau untuk masuk sekolah kejuruan sudah begitu mahal, karena selain uang sumbangan yang sudah menjadi wajib siswa juga masih harus menebus satu stel seragam olahraga, satu stel bahan seragam kejuruan dan bahan seragam batik sebesar Rp490.000,-

Pupus sudah nasip si miskin untuk dapat merubah nasibnya melalui sekolah jangka pendek (Sekolah kejuruan). Demikian.

"Sekarang anak saya sudah sekolah di SMA Negeri 02 Tulangbawang Udik di Tiyuh Marga Kencana, ya karena saya tidak mampu memenuhi sumbangan yang ditetapkan oleh pihak SMK itu," kata Supadi sambil tersenyum.

Menurutnya, tujuan surat yang dikirimnya ke Mendikbud RI itu bukanlah supaya anaknya bisa ditarik kembali bersekolah di SMK Negeri 01 Tulangbawang Tengah. Melainkan, ia berharap peristiwa tersebut tidak akan terulang lagi kepada anak-anak orang miskin yang ingin sekolah kejuruan.

"Supaya Pemerintah dapat memahami kami rakyat kecil yang sangat ingin sekolah kejuruan. Karena, kalau sekolah kejuruan, lulus dari sekolah sudah punya bekal kemampuan untuk bekerja ketika tidak mampu meneruskan ke perguruan tinggi. Semoga dengan jalan seperti ini pemerintah bisa mendengarkan suara hati orang miskin seperti saya," tukas Supadi.

BACA: Quick Count KPU: Paslon Ridho-Bachtiar Menang di Lambar

BACA: Salut, Ipda Ismailsyah Usai Ditabrak Langsung Ikut Jaga TPS di Tubaba

Sementara, hingga berita ini dilansir, Pemerintah Kabupaten Tubaba melalui Dinas Pendidikan setempat belum berhasil dimintai tanggapan. Begitu pula keterangan pihak SMK Negeri 01 Tulangbawang Tengah juga belum didapat. (Irawan)

Editor :