Ketersediaan Pangan Menjadi Kunci Keberlangsungan Habitat Harimau Sumatera di TNWK
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Populasi Harimau Sumatra yang ada di hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) masih terjaga, data terakhir harimau yang ada di TNWK sebanyak 27 ekor, Jumat (14/6).
Untuk mempertahankan kelestarian binatang pemakan daging tersebut, mitra TNWK Program Konservasi Harimau Sumatra (PKHS) selalu melakukan patroli setiap bulannya, patroli dilakukan dua kali dalam satu bulan.
Menurut Koordinator PKHS TNWK Nurwahid Alim, patroli dilakukan di setiap titik yang menjadi habitat harimau, tujuan patroli yakni mengantisipasi adanya pelaku perburuan dan melakukan pemasangan kamera untuk memantau aktifitas binatang buas tersebut.
Terkait dengan antisipasi perburuan, dikhawatirkan jika pelaku pemburu memasuki wilayah harimau, akan berdampak pada kepunahan ataupun menggangu kehidupan satwa dilindungi tersebut.
"Kalau perburuan harimau sepertinya belum pernah terjadi, namun jika pemburu melakukan penangkapan binatang seperti rusa dan Menjangan, akan menganggu ketahanan pangan harimau," Ujar Nurwahid.
Yang lebih pokok yaitu melakukan pemasangan kamera di tengah hutan, biasanya kamera yang dipasang sebanyak 20 kamera dengan dilengkapi infra merah agar aktivitas malam hari tetap bisa terekam, perekaman harimau di lakukan guna melihat perkembangan kesehatan dan perkembangan pertumbuhan, sebab tidak mungkin PKHS langsung mendekati harimau untuk melihat kesehatannya.
"Apapun bentuknya harimau binatang buas, kami hanya memantau melalui kamera tersembunyi," Terang Nurwahid.
Untuk membuat aman kamera, PKHS sengaja tidak memberikan titik lokasi peletakan kepada Kupastuntas.co, sehingga hanya tim PKHS yang mengetahui persembunyian kamera, biasanya kata Nurwahid kamera dipasang didalam hutan selama 15 hari, setelah 15 hari akan di ambil untuk dilihat hasil rekaman.
"Gak mesti terekam harimaunya, meskipun sudah dipasang di 20 titik,"Terangnya.
Lanjutnya, persoalan keberadaan pakan binatang bertaring itu masih terbilang cukup, yang paling dominan yaitu binatang jenis babi, rusa, napo dan sejenisnya, diharapkan binatang mangsaan harimau tidak punah di hutan TNWK, agar tidak terjadi konflik harimau dengan warga penyangga.
"Kuncinya pakan, jika mangsa harimau habis tidak menutup kemungkinan terjadi konflik," Kata Nurwahid. (Gus)
Berita Lainnya
-
Lima Orang Meninggal Akibat DBD, Masyarakat Labuhanratu Lamtim Minta Fogging Secara Merata
Kamis, 02 Mei 2024 -
Diduga Anak Jadi Korban Bullying di Pesantren, Wali Santri Lapor ke Polres Lamtim
Senin, 29 April 2024 -
Pilu Ibu, Anak Semata Wayang Ditunggu 9 Tahun Meninggal di Taiwan
Minggu, 28 April 2024 -
Dua Pengendara Motor Bertabrakan di Jalan Lintas Timur Matarambaru Lamtim, Satu Meninggal Dunia
Sabtu, 27 April 2024