• Jumat, 19 April 2024

Masuk Panen Raya, Produktivitas Kopi di Lambar Menurun Tapi Harga Melambung Tinggi

Selasa, 30 Mei 2023 - 15.29 WIB
497

Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (Lambar) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) mencatat, memasuki masa panen raya harga Kopi Robusta di Bumi Beguai Jejama Sai Betik menyentuh di harga Rp35.000 hingga Rp38.000. Harga diprediksi akan terus mengalami kenaikan hingga akhir musim panen Desember mendatang.

Kepala Disbunnak Lampung Barat, Yudha Setiawan mengatakan, sebelum memasuki masa panen raya harga kopi di Lampung Barat menyentuh di harga Rp18.000 hingga Rp20.000 per kilogram. Kenaikan harga komoditas unggulan itu sudah terjadi sejak dua bulan terakhir.

"Harga tersebut merupakan harga produksi kopi asalan, sedangkan untuk petik merah atau kopi premium harganya bisa jauh lebih mahal lagi, bisa mencapai Rp45.000. Bahkan lebih tergantung dari kualitas kopi yang dihasilkan para petani," kata Yudha, saat dihubungi kupastunas.co, Selasa (30/05/2023) siang.

Yudha memprediksi, kenaikan harga kopi robusta Lampung Barat masih akan terus mengalami kenaikan seiring masih berlangsungnya musim panen raya kopi yang akan memasuki puncak pada Juni-Juli 2023 mendatang. Bahkan harga Kopi saat ini merupakan harga tertinggi sejarah penjualan Kopi Robusta di Lambar.

"Petani sangat bersyukur bisa mendapatkan harga yang sekarang, karena selama ini belum pernah harga kopi bisa menyentuh di harga Rp38.000 hingga Rp45.000," ujarnya.

Baca juga : Produktivitas Kopi di Lambar Menurun, Sudin Minta Petani Maksimalkan Pemanfaatan Teknologi Pertanian

Tingginya harga Kopi di Lampung Barat ungkap Yudha, karena musim panen raya masih memasuki masa awal, sehingga produksi kopi masih belum banyak dan cenderung menghasilkan produk kopi yang berkualitas. Kemudian, dirinya berasumsi, ada sejumlah pengepul kopi yang memiliki strategi bisnis dengan menyimpan hasil panen kopi sebelumnya.

"Karena pasti mereka memiliki strategi pasar sendiri, misalnya jumlah produksi yang masuk tidak semuanya langsung dijual, tetapi mereka bermain di harga, jika harganya bagus ya baru dijual, jika harganya cenderung turun ditahan," kata dia

Yudha mengungkapkan, rata-rata pengepul yang melakukan strategi tersebut merupakan pengepul besar. Karena mereka juga memiliki hubungan yang luas dengan pasar dunia, sehingga mengetahui prediksi harga kopi. Selain itu kenaikan harga kopi dipengaruhi faktor produktifitas yang cenderung menurun sehingga harga semakin mahal.

"Penurunan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya umur kopi kita di Lampung Barat ini sudah tua, kemudian petani kita juga masih kurang disiplin, misalnya dalam hal pengoptimalan perawatan tanaman kopi juga faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor cuaca," kata dia.

Sementara itu, Jumadi, petani asal Lampung Barat mengaku senang dengan harga saat ini meskipun produktivitas kopi cinderung menurun. Bahkan dibanding tahun sebelumnya produktivitas kopi di kebunnya tidak lagi mencapai 1 ton.

"Tetapi beruntung masih tertolong harga sekarang, jadi walaupun produksi menurun ada harga yang bisa membantu," singkatnya. (*)


Video KUPAS TV : MENGENAL KELAWI, DESA WISATA TERBAIK KE-29 ADWI