• Minggu, 29 Juni 2025

Keluarga Temukan Beberapa Luka di Jasad Advent Siswa SPN Lampung

Kamis, 17 Agustus 2023 - 14.47 WIB
437

siswa baru SPN Polda Lampung Advent Pratama Telaumbauna. Foto: Istimewa.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Jenazah siswa baru SPN Polda Lampung Advent Pratama Telaumbauna yang meninggal dunia saat menjalani pendidikan telah tiba di Sumatera Utara.

Jenazah Advent tiba di RS Adam Malik Medan, Sumatera Utara guna dilakukan proses autopsi oleh pihak keluarga.

Ayah Advent, Ifon mengaku telah melihat jenazah sang anak dan ditemukan sejumlah luka tak wajar pada tubuhnya.

"Dari hasil pengamatan kami dari luar pada saat mau dilakukan proses autopsi, kami menemukan sejumlah luka tak wajar," ujar Ifon, Kamis (17/8/2023).

Luka-luka tersebut terdapat di beberapa bagian wajah hingga tubuh sang anak diantaranya luka robek maupun luka memar.

"Tadi waktu di cek ada beberapa luka di tubuh diantaranya di pelipis, di bibir, di dagu, memar di bawah ketiak kanan, luka membulat di atas pinggang, luka memar pada bagian tulang ekor, lambung membusung, serta luka pada jari telunjuk," bebernya.

Baca juga : Curigai Kematian Anaknya, Ayah Siswa SPN Meninggal: Jenasah Akan Diautopsi di Medan

Atas dasar tersebut, pihak keluarga Advent membantah pernyataan Polda Lampung yang mengatakan korban terjatuh.

Atas dasar itu, pihak keluarga secara tegas membantah pernyataan Polda Lampung yang mengatakan bahwa Advent terjatuh.

"Laporan kematian anak kami yang disampaikan perwakilan dari SPN kami tolak. Sebab luka-luka yang dialami Advent bukanlah karena terjatuh tetapi penganiayaan berat," tegasnya.

Saat ini, pihak keluarga Advent masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan di RS Adam Malik Medan, Sumatera Utara.

"Kami masih menunggu hasil autopsi," pungkasnya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol. Umi Fadilah Astutik mengatakan, hasil diagnosa RS Bhayangkara Polda Lampung bahwa Advent mengalami henti jantung atau henti napas.

"Penanganan sudah dilaksanakan semaksimal mungkin. Untuk luka di luar fisik sejauh ini tidak ada yang janggal sehingga keluarga menolak otopsi karena sakit," ujarnya.

Tim dokter forensik yang dipimpin oleh dr. Andriani juga telah melakukan pemeriksaan tiga siklus RJP terhadap siswa tersebut.

"Sudah dilakukan upaya dengan RJP. Akan tetapi, APT termasuk ke dalam kategori koma dan dinyatakan henti jantung dan napas," ucapnya.

Terkait luka di bagian wajah, Umi menjelaskan disebabkan oleh benturan saat korban sebelum pingsan terjatuh ke depan.

"Luka yang berada di bagian bibir dan kepala merupakan benturan saat korban sebelum pingsan terjatuh ke depan, sehingga timbul luka-luka di bagian wajah yang tidak sempat ditahan oleh rekan rekan korban saat terjatuh karena pingsan," terangnya. (*)