Kopi Stek Dinilai Lebih Menjanjikan, Petani Tanggamus Berbagi Pengalaman
Kupastuntas.co, Tanggamus - Para petani kopi di Kecamatan Ulubelu, Air Naningan dan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, mengembangkan kopi stek, karena dinilai mendukung produksi kopi berkualitas ekspor.
BACA: Polres Way Kanan OTT 3 Pelaku Pungli Dana Sertifikat Prona
BACA: Penerimaan PNS Pemkot Bandar Lampung Akan Dibuka Usai Pilkada
Menurut pengakuan sejumlah petani kopi, ketertarikan mereka mengembangkan kopi stek, selain buahnya lebih banyak dari kopi biasa (cara tradisional), perawatan kopi yang dikembangbiakkan melalui stek ini juga dinilai tidak rumit serta tahan hama.
“Dari tanaman kopi stek ini kita bisa menaksir buah kopi yang dihasilkan, yaitu rata-rata 3 sampai 4 kilogram per batang kopi, sedangkan yang tidak stek hanya 1,5 kilogram per batang,” kata Sutirman (43), petani kopi di Pekon Datarajan, Kecamatan Ulubelu, Minggu (20/05/2018).
BACA: Baznas: Kesadaran ASN Pemrov Lampung Membayar Zakat Masih Minim
BACA: Basznas Lampung Telah Salurkan Zakat di 8 Kabupaten
Sutirman menuturkan, sejak tahun 2006 lalu, dia dan sejumlah petani kopi diwilayahnya sudah berupaya untuk meningkatkan hasil panen atau buah kopi dengan melakukan stek. Stek dilakukan untuk pohon kopi yang hasilnya sedikit, lalu dikawinkan dengan pohon yang buahnya banyak. Penyetekan tidak bisa dilakukan sembarangan, harus dipilih bibit kopi yang bagus. “Harus dipilih bibit kopi yang bagus. Agar hasil seperti yang kita harapkan,” kata dia.
Penyetekan biasanya dilakukan pada musim penghujan agar kopi yang distek tidak layu dan mati. “Hasilnya sudah bisa dirasakan saat ini, mayoritas petani di Ulubelu, Air Naningan dan Pulau Panggung merasakan produksi kopi meningkat hingga tiga kali lipat, selain itu, buak kopi stek lebih besar daripada kopi biasa. Hanya tahun ini karena factor cuaca, produksi kopi turun,” kata Thamrin (51), petani kopi di Pekon Gunung Megang, Kecamatan Pulaupanggung.
BACA: Warga Tanggamus Berharap Pendidikan Gratis Hingga SMA (1)
BACA: Ini Identitas Terduga Teroris di Pesawaran
Selain itu, para petani di wilayah ini juga sudah menyadari pentingnya memetik buah kopi matang (masak). Hal ini untuk meningkatkan kualitas biji kopi yang akan dihasilkan nantinya.
“Hanya kendalanya saat ini pada penjemuran, seharusnya dijemur dilantai semen atau menggunakan terpal agar kopi tidak terkontaminasi jamur. Tetapi, kebanyakan petani kopi masih menjemur diatas lantai tanah langsung,” ujar Badri (37), petani kopi di Pekon Datar Lebuay, Kecamatan Air Naningan. (Sayuti)
Berita Lainnya
-
Menakar Bursa Bakal Kepala Daerah Tanggamus di Pilkada 2024
Minggu, 17 Maret 2024 -
PDI Perjuangan Amankan Kursi Ketua DPRD Tanggamus Periode 2024-2029
Kamis, 07 Maret 2024 -
Tak Wajar, Perolehan Suara 4 Caleg DPD RI di Tanggamus Capai 800 Lebih di Satu TPS
Sabtu, 17 Februari 2024 -
Ketua TPD Bersama Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung Kampanye di Tanggamus: Ganjar-Mahfud Akan Tingkatkan BLT dan PKH
Kamis, 08 Februari 2024
Berita Lainnya
-
Minggu, 17 Maret 2024
Menakar Bursa Bakal Kepala Daerah Tanggamus di Pilkada 2024
-
Kamis, 07 Maret 2024
PDI Perjuangan Amankan Kursi Ketua DPRD Tanggamus Periode 2024-2029
-
Sabtu, 17 Februari 2024
Tak Wajar, Perolehan Suara 4 Caleg DPD RI di Tanggamus Capai 800 Lebih di Satu TPS
-
Kamis, 08 Februari 2024
Ketua TPD Bersama Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung Kampanye di Tanggamus: Ganjar-Mahfud Akan Tingkatkan BLT dan PKH